Hitstat

01 February 2016

Yakobus - Minggu 3 Senin



Pembacaan Alkitab: Yak. 1:19-21


Dalam berita ini kita akan membahas 1:19‑27. Dalam ayat 19 Yakobus berkata, "Saudara‑saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: Setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata‑kata, dan juga lambat untuk marah." Mendengar, menggoda kita untuk berbicara; dan berbicara, merupakan api yang menyulut amarah (lih. 3:6). Jika kita mengekang pembicaraan kita (lih. 1:26), kita akan memadamkan amarah kita. Perkataan Yakobus di sini, diberikan untuk memperkuat pandangannya tentang praktek kristiani yang sempurna.

Dalam ayat 21 Yakobus meneruskan perkataannya, "Sebab itu, buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu." Di sini firman Allah disamakan dengan suatu tanaman hidup, yang ditanamkan ke dalam diri kita dan bertumbuh di dalam kita untuk menghasilkan buah bagi keselamatan jiwa kita. Kita perlu menerima firman ini dengan lemah lembut, dalam segala kepatuhan, tanpa menentang.

Menurut konteks pasal ini, keselamatan jiwa kita menyiratkan menahan pencobaan yang timbul dari lingkungan (ayat 2-12) dan menolak godaan nafsu (ayat 13-21). Pandangan Yakobus terhadap keselamatan jiwa kita agak negatif, tidak sepositif pandangan Paulus. Paulus berkata bahwa jiwa kita dapat diubah oleh Roh pembaruan, bahkan sampai serupa dengan gambar Tuhan, dari kemuliaan ke kemuliaan (Rm. 12:2; Ef 4:23; 2 Kor. 3:18).

Kita perlu menghargai Yakobus karena perkataannya, yaitu kita perlu menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam, yang sanggup menyelamatkan jiwa kita. Dalam tulisannya Paulus tidak menggunakan ungkapan "firman yang tertanam". Ungkapan ini menyatakan bahwa firman ini mengandung hayat. Di sini Yakobus menyamakan firman Allah dengan suatu tanaman hidup yang ditanamkan ke dalam diri kita. Dengan demikian, firman menjadi firman yang tertanam. Setelah firman Allah tertanam ke dalam tanah hati kita, firman ini akan bertumbuh dan mempunyai kekuatan untuk menyelamatkan jiwa kita.

Dalam ayat 21 kita disarankan untuk menerima firman yang tertanam, itu dengan lemah lembut. Dalam ayat ini lemah lembut tidak berarti bersikap halus; lemah lembut di sini berarti bersikap tunduk, tanpa menentang. Menerima firman dengan lemah lembut berarti tidak menolaknya, bahkan tunduk kepada firman itu. Kita harus menerima firman Allah yang tertanam di dalam kita dengan penuh ketaatan. Apa pun yang Allah katakan, haruslah kita terima dengan mengatakan, "Amin."

Jika kita menerima firman yang tertanam itu dengan lemah lembut, dengan patuh, berarti dengan mutlak kita terbuka terhadap firman Allah. Kita laksana tanah yang bersedia menerima benih dari petani dan hujan dari langit. Allah menanam, atau menabur firman-Nya ke dalam hati kita, dan seharusnya kita menerima firman-Nya dengan lemah lembut. Inilah menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam. Karena firman ini hidup, maka setelah tertanam ke dalam hati kita, ia akan tumbuh. Kemudian, begitu firman itu bertumbuh, ia akan menyelamatkan jiwa kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 4

No comments: