Hitstat

02 February 2016

Yakobus - Minggu 3 Selasa



Pembacaan Alkitab: Yak. 1:25


Jika kita ingin menolak godaan, kita perlu mendapatkan perawatan melalui menerima firman yang tertanam. Kita boleh menggunakan perihal makan sebagai gambaran. Walaupun fisik kita sehat, kita masih perlu makan makanan yang bergizi setiap hari. Walaupun kita mempunyai hayat jasmani, setiap hari kita masih perlu makan. Jika saya di pagi hari tidak makan pagi, saya tidak mempunyai kekuatan untuk bekerja. Demikian pula prinsip hayat ilahi. Melalui kelahiran kembali Allah menyalurkan hayat-Nya ke dalam kita. Tetapi hayat ini masih memerlukan makanan, dan makanan yang kita perlukan adalah firman yang tertanam. Setiap hari kita perlu membaca Alkitab untuk menerima firman Allah. Dalam hayat rohani kita memerlukan "makan pagi" yang baik setiap hari. Sewaktu kita makan makanan pagi rohani kita, kita menerima firman yang tertanam. Ketika Allah menanamkan firman-Nya ke dalam kita setiap pagi, firman ini menjadi makanan bagi manusia batiniah kita, dan menguatkan roh kita. Begitu roh kita dikuatkan, ia juga akan menopang jiwa kita. HasiInya, jiwa kita akan mempunyai kekuatan untuk menanggung penderitaan dan menolak godaan. Ini berarti melalui perawatan oleh firman yang tertanam kita mengalami keselamatan jiwa.

Setiap hari jiwa kita diuji oleh penderitaan di lingkungan luar kita dan oleh hawa nafsu yang memikat di dalam kita. Karena itu, jiwa kita perlu diselamatkan. Supaya jiwa kita diselamatkan, ia perlu ditopang melalui setiap hari mendapatkan perawatan dari firman yang tertanam. Untuk ini kita perlu setiap hari menerima firman Allah sama seperti kita menerima makanan kita setiap hari. Jika seorang anak tidak mau makan, ia akan menjadi lemah dan tidak sehat. Jika seorang anak menolak makanan yang bergizi, berarti dalam hal makan ia tidak patuh dan tidak lembut. Setiap anak perlu dengan lemah lembut menerima makanan yang disajikan oleh ibunya. Jika ia makan makanan yang sehat sedemikian, ia akan menjadi kuat dan sehat. Demikian pula, kita perlu menerima dengan lemah lembut firman yang tertanam.

Dalam 1:25 Yakobus membicarakan hukum yang sempurna, hukum yang memerdekakan: "Tetapi siapa yang meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar lalu melupakannya, tetapi sungguh‑sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya." Hukum kemerdekaan (kebebasan) yang sempurnaini adalah hukum hayat yang ditulis dalam hati kita (Ibr. 8:10), standar moralnya sesuai dengan konstitusi kerajaan yang diumumkan oleh Tuhan di atas bukit (Mat. 5-7). Hukum hayat yang sempurna adalah fungsi dari hayat ilahi yang disalurkan ke dalam kita pada saat kita dilahirkan kembali. Ia akan menyuplai kita sepanjang hidup kristiani kita dengan kekayaan yang tidak terduga dari hayat ilahi untuk membebaskan kita dari hukum dosa dan maut, dan menggenapkan semua tuntutan kebenaran hukum harfiah (Rm. 8:2, 4). Karena itu hukum hayat ini adalah hukum yang memerdekakan. Hukum ini adalah hukum Kristus (1 Kor. 9:21), bahkan adalah Kristus sendiri, yang hidup di dalam kita untuk mengatur kita melalui menyalurkan sifat ilahi ke dalam diri kita, sehingga kita bisa menempuh hidup yang mengekspresikan gambar Allah.

Perkataan "meneliti" menunjukkan bahwa hukum yang sempurna adalah sesuatu yang dapat dibaca. Ini menunjukkan, hukum yang sempurna mengacu kepada Perjanjian Baru dan bukan hanya hukum hayat yang ada di batin kita. Hukum hayat dapat dirasakan, tetapi tidak dapat dibaca. Fakta bahwa hukum yang sempurna ini dapat dibaca menyatakan bahwa hukum ini bukan hanya hukum hayat, tetapi juga seluruh Perjanjian Baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 4

No comments: