Hitstat

07 October 2015

Ibrani - Minggu 20 Rabu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 9:12-15


Di dalam perjanjian yang lama, darah kambing dan darah anak lembu hanya mengadakan pendamaian bagi dosa‑dosa umat itu (Im. 16:15‑18), sama sekali tidak dapat merampungkan penebusan bagi dosa‑dosa mereka. Karena Kristus sebagai Anak Domba Allah telah menghapus dosa (Yoh. 1:29), dengan mempersembahkan diri‑Nya sendiri satu kali untuk selamanya di kayu salib sebagai kurban bagi dosa (Ibr. 9:14; 10:12), maka darah‑Nya yang telah Dia percikkan di dalam kemah surgawi (12:24), telah merampungkan suatu penebusan yang kekal bagi kita, bahkan penebusan atas pelanggaran‑pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian (lama) yang pertama (9:15), pelanggaran‑pelanggaran yang hanya ditudungi oleh darah binatang. Jadi, kita telah "ditebus dengan darah yang, mahal, yaitu darah Kristus" (1 Ptr. 1: 18‑19).

Di kayu salib, Kristus telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah dalam tubuh insani (10:5, 10), tubuh ini berada di bawah pembatasan waktu. Tetapi Dia mempersembahkan diri-Nya sendiri melalui Roh yang kekal (ay. 14). Roh ini kekal dan tidak berada di bawah pembatasan waktu. Karena itu, dalam pandangan Allah, Kristus sebagai Anak Domba Allah telah tersembelih sejak dunia dijadikan (Why. 13:8). Dia mempersembahkan diriNya sendiri satu kali untuk selama-lamanya (7:27), dan penebusan yang dirampungkan melalui kematian-Nya itu bersifat kekal (9:12), memiliki khasiat yang kekal. Ruang lingkup penebusan-Nya sepenuhnya mencakup ruang lingkup dosa.

Darah Kristus menyucikan hati nurani kita, supaya kita melayani Allah yang hidup. Untuk melayani Allah yang hidup perlu hati nurani yang disucikan oleh darah. Hati nurani adalah bagian utama roh kita. Allah yang hidup yang ingin kita layani selalu datang ke roh kita (Yoh. 4:24) dengan menjamah hati nurani kita. Dia itu benar (adil), kudus, dan hidup. Hati nurani kita tercemar perlu disucikan supaya kita dapat melayani Dia dengan cara yang hidup.

Kristus adalah Pengantara perjanjian yang baru (ay. 15), dan Pelaksana wasiat baru. Melalui kematian‑Nya, Kristus telah menetapkan perjanjian yang baru dalam kematian-Nya, Ia telah mewariskan perjanjian yang baru ini kepada kita sebagai wasiat, yaitu suatu wasiat yang sudah berlaku. Kini, dalam kebangkitan‑Nya, sebagai Pengantara perjanjian yang baru, juga Pelaksana wasiat baru, Ia melaksanakan apa yang telah dirampungkan dalam perjanjian yang baru dan yang diwariskan dalam wasiat baru.

Hari ini, dalam ministri‑Nya yang lebih agung, dengan imamat‑Nya yang rajani dan ilahi, sebagai Pengantara, Kristus sedang menyelenggarakan perjanjian yang baru, dan sebagai Pelaksana, Ia sedang melaksanakan wasiat baru, agar kaum saleh yang terpanggil mendapatkan warisan kekal yang dijanjikan (ayat 15). Apakah warisan kekal? Yaitu Allah itu sendiri dengan segala apa ada‑Nya, segala milik-Nya, segala yang telah dan akan diperbuat‑Nya. Semua ini adalah warisan kekal untuk kita nikmati. Jalan untuk mewarisi warisan kekal ini ialah perjanjian yang baru. Janji dari warisan kekal adalah berdasar pada penebusan kekal Kristus, bukan berdasar pada perbuatan kita, dan berbeda dengan janji dalam Ibrani 10:36 yang tergantung pada ketekunan kita, dan karena kita melakukan kehendak Allah. Warisan kekal yang ada di dalam janji di sini adalah melalui penebusan kekal Kristus, sedangkan upah yang besar dalam Ibrani 10:35 yang ada di dalam janji dalam Ibrani 10:36 diberikan karena ketekunan kita dan karena kita melakukan kehendak Allah. Melalui pekerjaan penebusan‑Nya, Kristus telah menjamin kita untuk menerima warisan kekal yang dijanjikan. Sekarang, berdasarkan hayat kebangkitan-Nya, menurut jalan wasiat perjanjian yang baru, yaitu jalan tempat maha kudus, Ia memimpin kita, orang‑orang yang terpanggil dan tertebus, berbagian dalam seluruh kekayaan warisan kekal ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 39

No comments: