Hitstat

21 August 2015

Ibrani - Minggu 13 Jumat



Pembacaan Alkitab: Gal. 1:4; 6:14; Rm. 8:4


Menurut lambang keselamatan umat Israel, keselamatan kaum beriman Perjanjian Baru juga terbagi dalam tiga tahap. Pertama, kita mengalami keselamatan keluar dari dunia. Kita telah dibenarkan demi darah Yesus (Rm. 3:22‑25) dan telah dipisahkan dari dunia (Gal. 1:4; 6:14). Bila seseorang belum keluar dari dunia, ia masih belum mengalami keselamatan tahap pertama. Keselamatan yang diberitakan kekristenan hanya mengutamakan keselamatan demi darah Yesus yang menghasilkan pembenaran oleh iman, tanpa keluar dari dunia. Hari ini ada jutaan orang Kristen sejati yang telah dibenarkan demi iman melalui darah Yesus, akan tetapi mereka masih tertinggal di dalam dunia. Mereka perlu suatu keluaran. Kita memuji Tuhan, karena kita telah keluar dari dunia, yang di dalamnya termasuk agama. Kita telah keluar dari agama Yahudi, juga keluar dari sekadar "agama Kristen".

Tahap kedua dari keselamatan kita adalah keselamatan melalui jiwa, yang mana mencakup pengudusan (Rm. 6:19, 22) dan transformasi (Rm. 12:2). Banyak orang mengira "jiwa" bukan suatu istilah yang baik. Kita tidak boleh mengatakan demikian. Jiwa mungkin sangat baik mungkin pula sangat jelek. Perjanjian Baru mewahyukan kepada kita bahwa setelah kita dibenarkan dan dilahirkan kembali, kita masih harus mengalami pengudusan dan transformasi. Pada tahun‑tahun yang lampau kita sangat jelas mengetahui bahwa transformasi, termasuk pengudusan, adalah masalah dalam jiwa kita. Jiwa kita, yaitu manusia kita, perlu dikuduskan dan ditransformasi, diresapi oleh segala adanya Kristus. Esens, unsur, dan hakiki Kristus dalam roh kita perlu meluas ke dalam jiwa kita. Tidak dapat disangkal bahwa esens ilahi Kristus telah tertanam dalam roh kita. Kini esens ilahi‑Nya harus meresapi dan menjenuhi jiwa kita, hingga jiwa kita ditransformasi sepenuhnya oleh unsur ilahi‑Nya. Transformasi bukan sekadar suatu penggantian, terlebih pula berarti esens ilahi Kristus tergarap di dalam batin kita. Andrew Murray memakai istilah "menenun" untuk melukiskan betapa unsur Kristus "tertenun" bagaikan tekstil di dalam kita. Selama tahun‑tahun awal dalam ministri istilah tersebut juga sering kita gunakan dalam khotbah kita. Walau itu tidak salah, tetapi kita tidak dapat menemukan istilah demikian dalam Alkitab. Dalam Alkitab kita hanya menemukan istilah "berbaur" atau "dibaurkan".

Apakah artinya transformasi? Transformasi bukan perbaikan akhlak atau perbaikan kelakuan, melainkan berarti sifat insani kita lebih dulu dibasuh oleh darah Tuhan, lalu dibaurkan dengan Roh Kudus, minyak urapan itu, sehingga kita dikuduskan dan diubah baik dalam kedudukan maupun dalam sifat. Dalam keselamatan tahap kedua kita menikmati Kristus sebagai manna surgawi dan air hidup, sebagai Roh pemberi hayat yang memancar dari batu karang yang terbelah, yakni Kristus sendiri. Dalam tahap transformasi ini, kenikmatan kita atas diri Kristus lebih kaya dan lebih subyektif. Kita memuji Tuhan, karena pada tahun‑tahun yang lampau, dalam pemulihan Tuhan, banyak orang saleh telah dibawa ke dalam transformasi ini secara riil. Walau adakalanya perlu sedikit perbaikan atau koreksi dari luar, namun kita tidak mengandalkan yang luaran itu, melainkan mengandalkan pekerjaan transformasi Tuhan yang ajaib. Dua Korintus 3:18 mengatakan, "Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita sedang diubah (ditransformasi) menjadi serupa dengan gambar‑Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar." Transformasi yang sedemikianlah yang kita perlukan. Haleluya, kita semua kini sedang berada dalam proses keselamatan tahap kedua ini.

Tahap ketiga dari keselamatan kita adalah masuk ke dalam roh. Kita harus meninggalkan padang gurun, menyeberang sungai dan masuk ke dalam roh kita, di mana kita menikmati Kristus sebagai hayat kita (Rm. 8:10; 2 Tim. 4:22), dan di mana kita seharusnya hidup dan bertindak (Rm. 8:4; Gal. 5:16, 25). Di dalam roh, kita memiliki tempat kediaman Allah, tangga surgawi, dan pintu surga. Karena itu, di dalam roh kita ada ekspresi Allah dan Kerajaan Allah, dan di sanalah kita menikmati perhentian hari Sabat surgawi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 26

No comments: