Pembacaan
Alkitab: Ibr. 10:25-26
Mari kita melihat peringatan keempat. Ibrani 10:26 mengatakan, "Sebab
jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang
kebenaran, maka tidak ada lagi kurban untuk menghapus dosa itu." Perkataan
"sengaja berbuat dosa" dalam ayat 26 mengacu kepada "menjauhkan
dirii dari pertemuan-pertemuan ibadah" dalam ayat 25. Peringatan
ini bagi kaum beriman Ibrani sangatlah serius. Ketika Surat Ibrani ditulis,
banyak orang Kristen Ibrani sedang berada di persimpangan antara agama Yahudi
dengan gereja, mereka tidak tahu apakah harus meninggalkan gereja dan kembali
kepada agama Yahudi atau meninggalkan dan maju bersama gereja. Di manakah
gereja berada? Gereja berada dalam pertemuan ibadah yakni dalam sidang‑sidang
orang Kristen. Bagi kaum beriman Ibrani, tidak berhimpun bersama kaum beriman
dalam Kristus berarti meninggalkan gereja. Kalau orang‑orang Kristen Ibrani
yang bimbang itu meninggalkan sidang‑sidang gereja, berarti mereka sengaja
berbuat dosa, setelah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Inilah arti
yang tepat dari "tidak ada lagi kurban untuk menghapus dosa itu" Di
sini tidak dikatakan jika kita berbuat dosa, tidak akan diampuni, melainkan
berarti semua lambang telah berlalu, karena telah diganti oleh Kristus dan
orang beriman Ibrani harus berada dalam gereja, jangan berhenti bersidang. Bila
mereka meninggalkan gereja dan kembali kepada Yudaisme untuk mempersembahkan
kurban penghapus dosa, itu berarti mereka sengaja berbuat dosa. Persembahan
kurban mereka sia‑sia belaka, sebab dalam ekonomi Allah kurban penghapus dosa
yang demikian tidak ada lagi.
Sekarang mari kita tinjau peringatan kelima dalam Ibrani 12. Ayat
5 mengatakan, "Sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada
kamu seperti kepada anak‑anak? Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan
(ganjaran) Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan‑Nya"
Didikan atau ganjaran di sini ditujukan kepada sejenis pendisiplinan. Ayat
6 mengatakan, "Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi‑Nya, dan Ia
mencambuk orang yang diakui‑Nya sebagai anak." Banyak orang ketika
masih kecil pernah dipukul oleh orang tuanya, begitu pula Bapa kita juga
mencambuk anak‑anak‑Nya. Ayat 7, "Jika kamu harus menanggung ganjaran;
Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak
dihajar oleh ayahnya?" Seorang ayah akan menghajar anaknya sendiri,
bukan anak orang lain yang ada di jalan. Kalau Allah menghajar kita tidak
berarti kita akan kehilangan keselamatan yang kekal. Sebaliknya, semakin sering
menerima hajaran, seorang anak akan semakin aman. Ayat 8 mengatakan, "Tetapi,
jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu
adalah anak‑anak haram, dan bukan anak‑anak yang sah." Saya takut
kalau Allah Bapa tidak menghajar saya, mungkin saya adalah anak haram, bukan
anak sah. Ayat 9, "Selanjutnya : Dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh
ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih
taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?" Menaati Bapa
segala roh akan menyebabkan kita memperoleh hayat lebih banyak. Ayat 10 mengatakan,
"Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang singkat sesuai dengan apa
yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya
kita beroleh bagian dalam kekudusan‑Nya." Beroleh bagian dalam
kekudusan Allah adalah beroleh bagian dalam sifat kudus‑Nya. Hal ini juga
menyiratkan pertumbuhan hayat. Ganjaran yang kita terima adalah untuk membantu
pertumbuhan kita.
Menerima pendisiplinan bukan berarti binasa. Boleh jadi seorang
ayah berkata kepada anaknya, "Kalau kamu tidak berkelakuan baik, kamu akan
kuhukum." Namun ini tidak berarti anaknya akan dibinasakan. Saat menghajar
anaknya, seorang ayah bukan bermaksud membunuhnya. Jangan mengira menerima
hukuman Bapa yang di surga bisa mempengaruhi keselamatan kekal kita. Ketika Ia
menghajar kita, keselamatan kita malah akan menjadi lebih mantap, sebab Ia
telah memperlakukan kita sebagai anak bukan sebagai anak haram.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 24
No comments:
Post a Comment