Hitstat

09 May 2015

Titus - Minggu 2 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Titus 2:9-15


Dalam ayat 13 Paulus berbicara tentang kemuliaan Allah yang Mahabesar, yaitu kemuliaan Bapa (Mat. 16:27) yang telah diberikan kepada Anak (Yoh. 17:24) dan yang ke dalamnya kita akan dibawa sebagai anak-anak Allah (Ibr. 2:10). Dengan hikmat-Nya, Allah telah menetapkan kita sebelum dunia dijadikan untuk kemuliaan ini (1 Kor. 2:7), dan Allah sumber segala anugerah telah memanggil kita dan menyelamatkan kita ke dalam kemuliaan kekal (1 Ptr. 5:10; 2 Tim. 2:10). Kemuliaan ini sangat unggul dan kekal (2 Kor. 4:17), dan dengan kemuliaan ini kita akan dimuliakan (Rm. 8:17, 30). Penyataan kemuliaan Kristus, Allah kita yang Mahabesar dan Juruselamat kita, adalah pengharapan yang penuh bahagia yang kita nanti-nantikan.

Dalam ayat 13 Paulus berbicara tentang "Allah Mahabesar dan Juruselamat kita Kristus Yesus". Abad demi abad, terdapat dua macam penafsiran mengenai gelar yang ilahi, sangat suci, ajaib, dan mengagumkan ini: (1) mengacu kepada dua persona, Allah dan Kristus; (2) hanya ada satu persona, Yesus Kristus sebagai Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita, dengan demikian menegaskan status ke-Allahan Kristus. Kita memilih penafsiran yang kedua. Ini sesuai dengan dua gelar ilahi yang diwahyukan pada saat Kristus dilahirkan: Yesus--Yehova Juruselamat, dan Imanuel--Allah beserta kita (Mat. 1:21-23). Tuhan kita bukan hanya Juruselamat kita, tetapi juga Allah; dan bukan sekadar Allah, bahkan Allah yang Mahabesar. Dia Allah yang Mahabesar dalam sifat, kemuliaan, kekuasaan, kekuatan, perbuatan, kasih, anugerah, dan dalam setiap atribut ilahi. Dalam 1 Timotius 2:5 Tuhan kita diwahyukan sebagai manusia; di sini diwahyukan sebagai Allah yang Mahabesar. Dia adalah manusia, juga Allah. Penyataan-Nya dalam kemuliaan ilahi-Nya bukan hanya untuk menyelamatkan umat-Nya ke dalam Kerajaan kekal-Nya, tetapi juga untuk membawa mereka ke dalam kemuliaan kekal Allah (Ibr. 2:10; 1 Ptr. 5:10). Jadi, penyataan-Nya dalam kemuliaan-Nya adalah pengharapan kita yang penuh bahagia.

Kita akan bahagia atau tidak pada saat penampilan Tuhan tergantung pada kehidupan kita sebagai orang Kristen hari ini. Menurut Matius 25, semua hamba Tuhan akan menyerahkan perhitungan kepada-Nya pada saat kedatangan-Nya. Kepada beberapa orang Tuhan akan berkata, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (Mat. 25:21). Tetapi kepada yang lain Tuhan akan menegurnya sebagai hamba-hamba yang jahat dan malas (ayat 26). Hamba yang jahat dan malas bukanlah orang yang tidak percaya atau kaum beriman palsu. Bagaimana bisa orang yang bukan beriman sejati di dalam Tuhan menerima talenta dari Dia, dan bagaimana seorang beriman palsu bisa bertemu dengan Tuhan pada takhta penghakiman-Nya di angkasa? Tidak mungkin. Hanya kaum beriman sejatilah yang dibicarakan di sini.

Dalam ayat 14 Paulus berkata bahwa Kristus "telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik." Membebaskan kita berarti membeli dengan membayar harga (1 Kor. 6:20; 1 Ptr. 1:18-19; 1 Tim. 2:6). Kristus menyerahkan diri-Nya bagi kita bukan hanya agar Dia menebus kita dari segala kejahatan, tetapi juga menguduskan bagi diri-Nya suatu umat milik-Nya sendiri. Umat milik-Nya sendiri adalah suatu ungkapan yang dikutip dari Perjanjian Lama (Ul. 7:6; 14:2; 26:18), mengacu kepada umat milik Allah sebagai harta-Nya yang khas dan satu-satunya (Kel. 19:5), milik-Nya sendiri (1 Ptr. 2:9).


Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 4

No comments: