Hitstat

07 May 2015

Titus - Minggu 2 Kamis



Pembacaan Alkitab: Titus 2:9-15


Setelah berbicara tentang gereja dan kehidupan keluarga, Paulus selanjutnya berpesan kepada para budak agar berlaku baik dalam sistem masyarakat perbudakan (2:9-15). Tentu saja Paulus tidak setuju dengan sistem perbudakan. Namun sebagai guru yang ditunjuk oleh Allah dan sebagai orang yang memiliki pandangan rohani, dia tidak menjamah sistem sosial yang ada. Menjamah sistem sosial yang ada akan memberi kesan kepada pembaca suratnya bahwa dia adalah seorang pembaru masyarakat, bukan pengajar ekonomi Allah, seorang pemberita kabar baik. Paulus tidak melibatkan dirinya dengan reformasi sistem sosial. Sebaliknya ia memberi pengajaran kepada para hamba (budak) perlu bertingkah laku sesuai dengan standar tertinggi karakter manusia. Para budak hendaknya mempunyai kesaksian yang baik dari kehidupan Yesus dalam kehidupan insani mereka.

Ketika Surat Titus ditulis, sejumlah budak telah menjadi kaum beriman di dalam Kristus. Menurut hukum sipil, seorang budak tidak mempunyai hak. Seorang majikan boleh memberi stempel kepada seorang budak seolah-olah budak itu seekor kuda atau keledai. Selanjutnya, seorang majikan secara sah boleh membunuh seorang budak. Suatu sistem yang mengerikan! Yang pasti, Allah terang-terangan menentang sistem sosial yang sedemikian itu, karena sistem itu sama sekali bertentangan dengan kedudukan manusia dalam penciptaan-Nya. Paulus tentu tidak setuju dengan sistem sosial yang jahat itu. Tetapi dia tidak berusaha memperbaruinya, sebaliknya ia berpesan kepada para budak agar bertingkah laku dengan baik, hidup menurut standar keinsanian Tuhan Yesus. Di tengah-tengah sistem sosial yang tidak adil sedemikianpun, orang-orang Kristen dapat menempuh kehidupan dengan standar insani yang tertinggi. Suatu kesaksian yang sehat.

Tidak peduli betapa buruknya sistem sosial tertentu pada hari ini, tidak ada yang seburuk sistem perbudakan dalam Kekaisaran Romawi. Bagi kaum saleh, menempuh kehidupan insani seperti Yesus dalam sistem sosial seperti itu adalah suatu kesaksian hayat ilahi yang menakjubkan. Ini adalah hikmat Allah bahwa seorang budak yang dibeli dan dicap seperti binatang, dapat mempersaksikan hayat ilahi menurut standar tertinggi.

Ada orang yang mengkritik Paulus karena tidak berusaha memperbarui sistem sosial itu. Akan tetapi, kita menyadari bahwa Paulus menggunakan sistem sosial yang terburuk sebagai suatu kesempatan untuk menasihati kaum beriman agar menempuh kehidupan insani seperti Yesus di tengah-tengah sistem sosial itu. Bila kaum saleh dapat menempuh kehidupan insani yang sedemikian itu di dalam sistem sosial yang paling buruk, maka kita seharusnya dapat menempuh kehidupan semacam itu dalam lingkungan yang bagaimanapun pada hari ini. Puji Tuhan bahwa oleh hayat ilahi kita dapat memiliki kehidupan insani tertinggi, bahkan di dalam sistem sosial yang terburuk sekalipun!


Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 4

No comments: