Hitstat

01 May 2015

Titus - Minggu 1 Jumat



Pembacaan Alkitab: Titus 1:10-16


Dalam ayat 14 Paulus juga menyebutkan "perintah-perintah manusia yang berpaling dari kebenaran". Menurut ayat berikutnya, perintah-perintah orang yang bidah ini pasti berkaitan dengan ajaran melarang makan daging, dan memakai barang yang Allah sediakan untuk dipakai manusia (lihat 1 Tim. 4:13; Kol. 2:20-22). Ini bukan perintah dari pengekang nafsu (aliran pertapaan), melainkan perintah dari penganut Gnostik yang semula. Yang dianut oleh aliran Gnostik adalah teosofi, tentang Allah dan alam semesta, dan berdasar pada konsep mistis. Itu adalah teori tentang pemahaman akan Allah dan roh-roh, yaitu filsafat atau semacam mistik yang menggunakan sarana fisik untuk berhubungan dengan Allah dan roh-roh. Ini berasal dari sumber Yahudi, mungkin ada beberapa bersumber pada hukum Taurat Musa.

Dalam ayat 15 Paulus meneruskan, "Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatu pun tidak ada yang suci, karena baik akal budi maupun suara hati mereka najis." Pernyataan, "bagi orang suci semuanya suci", pasti adalah pepatah orang Kristen. Rasul mengutipnya untuk mendebat perintah-perintah manusia (ayat 14), yaitu ajaran hukum tentang melarang beberapa aktivitas, melarang makan beberapa makanan (1 Tim. 4:3-5; Rm. 14:20).

Paulus berkata bahwa bagi mereka yang najis (atau tercemar) dan tidak beriman, tidak ada suatu pun yang suci, bahkan akal budi maupun suara hati mereka najis. Pikiran adalah bagian utama dari jiwa kita; suara hati (hati nurani) adalah bagian utama roh kita. Kalau pikiran kita tercemar; dengan sendirinya jiwa kita tercemar; kalau hati nurani kita tercemar, roh kita tidak bisa terhindar dari tercemar. Kesemuanya ini dikarenakan tidak percaya. Iman kita bisa menyucikan kita (Kis. 15:9).

Dalam ayat 16 Paulus melanjutkan, "Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan tidak taat dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik." Kata tidak sanggup dapat juga diterjemahkan yang layak disingkirkan, yang tidak berharga, tidak bersyarat. Bahasa aslinya berarti tidak tahan uji.

Sama seperti para penatua dalam gereja-gereja di Kreta harus waspada terhadap pengaruh agama Yahudi dan aliran Gnostik dan tidak mengizinkan ajaran-ajaran yang berbeda menyusup masuk ke dalam hidup gereja, kita juga perlu waspada terhadap berbagai aliran hari ini, termasuk mereka yang mengaku sebagai aliran kekristenan. Kita juga harus berjaga-jaga terhadap kemunafikan dan cerita dangkal dan takhayul yang beredar di antara banyak orang Kristen. Jika hal-hal itu terbawa masuk ke dalam pemulihan Tuhan, akan menimbulkan kesulitan. Hidup gereja yang murni hanya terbangun atas ajaran sehat dari para rasul. Inilah alasan Paulus mengatakan bahwa penatua harus berpegang pada ajaran tersebut, supaya mereka sanggup menasihati dengan ajaran sehat. Ajaran dalam ayat 9 mengacu kepada ajaran para rasul (Kis. 2:42), yang akhirnya menjadi Perjanjian Baru. Ajaran para rasul adalah ajaran sehat. Gereja-gereja didirikan menurut ajaran para rasul dan mengikuti ajaran para rasul. Selanjutnya, ketertiban gereja terpelihara oleh perkataan yang benar yang diberikan sesuai dengan ajaran ini. Pada permulaan hidup gereja, ketika kaum beriman membicarakan tentang ajaran, setiap orang menyadari bahwa ajaran ini adalah ajaran para rasul. Di Yerusalem orang-orang yang menerima Tuhan Yesus dan ditambahkan kepada gereja bertekun dalam ajaran dan persekutuan para rasul.


Sumber: Pelajaran-Hayat Titus, Berita 2

No comments: