Hitstat

07 April 2015

2 Timotius - Minggu 2 Selasa



Pembacaan Alkitab: 2 Tim. 2:1-15


Dalam ayat 3 Paulus melanjutkan, "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus." Rasul menganggap ministri mereka sebagai peperangan untuk Kristus, seperti dalam Bilangan 4:23, 30, 35; yang menganggap pelayanan imam sebagai pelayanan militer, peperangan. Kapan saja kita melayankan Kristus kepada orang lain, kita menemukan diri kita di dalam peperangan. Karena itu, kita jangan hanya menjadi pengajar yang mempercayakan amanat kepada orang lain, tetapi hendaknya kita juga menjadi prajurit yang berjuang bagi kepentingan Allah.

Ayat 4 mengatakan, "Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." Kata "penghidupan" di sini dalam bahasa Yunaninya adalah bios, menunjukkan hayat jasmani pada masa kini. Untuk dapat berperang dengan baik (4:7) bagi kepentingan Tuhan di bumi, kita harus membebaskan diri semua masalah duniawi yang merepotkan. Perkara-perkara materi, kehidupan jasmani tidak seharusnya menghambat kita, karena kita sedang berjuang untuk melayankan Kristus kepada orang lain. Ministri ini adalah suatu peperangan, dan peperangan ini menuntut kita bebas dari semua hal yang merepotkan itu. Di satu pihak, pelayanan imamat adalah suatu pelayanan kepada Allah, di pihak lain, ini adalah peperangan melawan musuh-musuh Allah. Ketika imam-imam memikul tabut kesaksian, mereka harus siap berperang melawan orang-orang yang akan menyerang kesaksian ini.

Dalam ayat 5 Paulus menyamakan Timotius dengan seorang olahragawan yang sedang bertanding. "Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga." Pada waktu yang sama Timotius harus menjadi seorang pengajar dan seorang prajurit, ia harus pula menjadi seorang olahragawan. Seorang prajurit harus berperang untuk mencapai kemenangan, sedangkan seorang olahragawan harus bertanding menurut peraturan agar bisa menerima mahkota.

Ayat 6 melanjutkan, "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya." Di sini Paulus menganggap Timotius sebagai petani. Prajurit harus meraih kemenangan, atlet harus mendapatkan mahkota, dan petani harus berbagian dalam hasil usahanya -- makanan. Ini membutuhkan kesabaran. Sebagai olahragawan kita harus cepat, tetapi sebagai petani kita perlu sabar. Bila tidak sabar, seorang petani akan mencabuti tunas-tunas kecil, sehingga tanamannya hancur. Demikian juga, bila ia terlalu memaksa hewan-hewan pembajaknya, ia akan menyakiti hewan-hewan itu. Baik terhadap tanaman maupun terhadap hewan-hewan peliharaannya, petani harus belajar sabar.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Timotius, Berita 3

No comments: