Hitstat

25 March 2015

1 Timotius - Minggu 6 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 6:1-10


Dalam ayat 6 Paulus berkata, "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar." Mengenai ungkapan "rasa cukup", Vincent berkata, "Rasa cukup dalam batin, yang berlawanan dengan kekurangan atau keinginan akan hal-hal lahiriah. Ini adalah perkataan yang disukai oleh orang-orang Stoa (orang aliran menahan nafsu)." Ungkapan "keuntungan besar" di sini berarti jalan yang paling baik untuk mendapatkan keuntungan. Ungkapan ini terutama mengacu kepada berkat dalam zaman ini -- ibadah ditambah rasa cukup dan kekuatan untuk menyingkirkan ketamakan dan kekhawatiran zaman ini.

Disebutnya keuntungan oleh Paulus dalam ayat 5-6 membawanya kepada masalah menanggulangi pencinta-pencinta uang dalam ayat 7 - 10. Karena alasan ini ia memakai kata sambung "sebab" untuk menghubungkan ayat 6 dengan 7.

Dalam 6:7 Paulus meneruskan, "Sebab kita tidak membawa apa pun ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar." Ini adalah ketetapan hikmat Allah, agar kita percaya kepada-Nya untuk keperluan diri kita, dan hidup bersandar pada-Nya untuk mengekspresikan Dia, tanpa ada perkara apa pun yang menduduki atau mengganggu.

Dalam ayat 9 Paulus berkata, "Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan." Ingin kaya di sini berkaitan dengan keinginan yang kuat untuk menjadi kaya. Orang-orang yang tamak akan harta jatuh ke dalam pencobaan bukan karena memiliki harta, melainkan karena tamak akan harta. Ada orang yang memang kaya, ada orang ingin menjadi kaya. Keinginan yang jahat itu merusak dan membinasakan mereka. Keruntuhan menyiratkan kehancuran dan kebinasaan menyiratkan kebinasaan yang sementara dan yang kekal. Orang-orang yang berhasrat menjadi kaya jatuh ke dalam jerat, seperti jatuh ke dalam jaring, dan juga ke dalam berbagai nafsu yang sia-sia dan nafsu birahi yang mencelakakan, yang menyebabkan orang tenggelam atau terperosok ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Dalam ayat 10 Paulus menyimpulkan, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang dan karena memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka." Paulus berkata bahwa cinta uang adalah akar dari segala kejahatan. Ia tidak mengatakan bahwa cinta uang adalah satu-satunya akar. Kata "memburu" di sini berarti merindukan, mendambakan. Orang-orang yang merindukan kekayaan ini telah menyimpang dari iman. Mereka telah diselewengkan dari isi kepercayaan kita, dari kebenaran ekonomi Perjanjian Baru Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 11

No comments: