Hitstat

10 March 2015

1 Timotius - Minggu 4 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 4:1-5


Menurut 4:1, Roh mengatakan, "Pada waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad." "Murtad" di sini dalam bahasa aslinya adalah "meninggalkan kepercayaan". Waktu-waktu kemudian mengacu kepada masa setelah kitab ini ditulis, yang berbeda dengan "hari-hari terakhir" yang disebutkan dalam 2 Tim 3:1, yang menunjukkan periode penutup zaman ini. Ketika menulis surat ini, Paulus menyadari bahwa pada waktu-waktu kemudian ada orang yang akan meninggalkan kepercayaan. Dalam ayat ini, kepercayaan bersifat obyektif yang adalah isi kepercayaan kita. Di satu pihak, Paulus berani dan terdorong, tidak kecewa sedikit pun. Ia percaya bahwa gereja adalah rumah Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran, dan bahkan rahasia ibadah. Di pihak lain, jauh di lubuk rohnya, ia tahu bahwa beberapa orang yang dikatakan beriman akan meninggalkan kepercayaan, meninggalkan ekonomi Perjanjian Baru Allah. Paulus dapat mengetahui hal ini karena Roh itu yang berbaur dengan rohnya mewahyukan kepadanya. Meninggalkan ekonomi Perjanjian baru Allah adalah awal kemerosotan hidup gereja.

Dalam ayat 1 Paulus berbicara tentang roh-roh penyesat di udara maupun setan-setan di bumi. Di antara orang Kristen hari ini ada doktrin-doktrin palsu yang berasal dari roh-roh penyesat di udara dan juga ajaran-ajaran yang berasal dari setan-setan. Sejarah gereja telah membuktikan bahwa Paulus benar dalam mengatakan bahwa ajaran-ajaran dan doktrin-doktrin sedemikian akan masuk dan orang-orang yang meninggalkan kepercayaan akan mengikuti mereka.

Dalam ayat 2 Paulus meneruskan, "Oleh tipu daya (kemunafikan) pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka." Ajaran setan-setan dilaksanakan oleh kemunafikan orang yang berdusta. Ini menunjukkan bahwa setan-setan dan orang-orang yang berdusta bekerja sama untuk menyesatkan manusia. Orang-orang munafik ini bekerja sama dengan roh-roh jahat dan setan-setan untuk membawa masuk ajaran-ajaran sesat dan doktrin setan.

Ayat 3 mengatakan, "Mereka melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran." Kawin dan makan ditetapkan oleh Allah. Makan adalah untuk eksistensi manusia, dan kawin adalah untuk kelangsungan dan perbanyakan manusia. Di satu pihak, Iblis membuat manusia melecehkan kedua hal ini dengan mengumbar daging mereka yang penuh nafsu; di pihak lain, dia menekankan pertapaan secara berlebihan dengan melarang orang kawin dan melarang orang makan makanan tertentu. Inilah ajaran setan !

Perkawinan ditetapkan oleh Allah untuk melaksanakan maksud Allah atas manusia. Makanan diperlukan untuk mempertahankan keberadaan manusia di bumi bagi penggenapan tujuan Allah. Tetapi Iblis melalui roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan dengan kerja sama dari orang-orang munafik dan para pendusta, mencoba untuk menghancurkan hal-hal ini, baik menyebabkan orang-orang menyalah gunakannya melalui pengumbaran nafsu atau mempraktekkan pertapaan.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 7

No comments: