Hitstat

04 March 2015

1 Timotius - Minggu 3 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 3:1-13


Ayat 9 berkata, "Memelihara rahasia iman (kepercayaan) dalam hati nurani yang suci." Kepercayaan di sini, seperti dalam 1 Timotius 1:19 dan 2 Timotius 4:7, bersifat obyektif, mengacu kepada hal-hal yang kita percayai, yaitu hal-hal yang membentuk Injil. Rahasia kepercayaan terutama adalah Kristus sebagai rahasia Allah (Kol. 2:2) dan gereja sebagai rahasia Kristus (Ef. 3:4). Seorang diaken di suatu gereja lokal hendaknya mempertahankan rahasia kepercayaan dengan pemahaman yang penuh dalam hati nurani yang suci bagi kesaksian Tuhan.

Jika diaken-diaken mengenal rahasia kepercayaan, standar pelayanan mereka akan terangkat. Kapan saja diaken-diaken diminta oleh para penatua untuk melakukan suatu hal atau menolong orang lain secara khusus, mereka harus menyadari bahwa mereka melayani kaum saleh dalam rahasia kepercayaan. Ini akan mempertinggi pelayanan mereka. Jika para diaken berkontak dengan orang lain berdasarkan ekonomi Perjanjian Baru Allah, akan besar sekali bedanya.

Dalam ayat 9 Paulus berbicara tentang hati nurani yang suci. Untuk mempertahankan rahasia kepercayaan bagi kesaksian Tuhan, perlu hati nurani yang suci semacam ini. Kita mungkin sudah mengetahui rahasia ini, tetapi kita tidak hidup sesuai dengannya. Akibatnya, kita tidak memiliki hati nurani yang suci, melainkan hati nurani yang menyalahkan kita. Seorang diaken perlu memperhatikan bagaimana ia bersikap terhadap istrinya, anak-anaknya, dan orang beriman lainnya. Kemudian ia mungkin menyadari kekurangannya bahwa ia tidak hidup menurut rahasia kepercayaan. Seorang diaken harus dibenarkan lebih dulu oleh hati nuraninya. Ia harus mempunyai hati nurani yang bersaksi bahkan kepada setan-setan bahwa ia hidup sesuai dengan standar rahasia ekonomi Perjanjian Baru Allah. Kemudian barulah ia dapat benar-benar memelihara rahasia kepercayaan dengan hati nurani yang suci.

Dalam ayat 10 Paulus melanjutkan, "Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat." Tak bercacat di sini berarti tidak bercela. Perkataan bahwa para diaken harus diuji dahulu mungkin menyiratkan pemagangan. Melayani adalah fungsi seorang diaken.

Dalam ayat 12 Paulus juga berkata bahwa diaken harus "mengurus anak-anaknya dan keluarganya (sendiri) dengan baik". Seorang saudara yang dapat mengurus anak-anaknya dan keluarga sendiri dengan baik membuktikan bahwa dia mampu melayani gereja.

Dalam ayat 13 Paulus menyebutkan berkat atas diaken yang baik, "Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman (kepercayaan) kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa (penuh keyakinan)." Ungkapan "kedudukan yang baik" mengacu kepada kedudukan (atau tumpuan) yang teguh dan mantap sebagai orang beriman dan orang kudus di hadapan Allah dan manusia. Melayani gereja dengan baik sebagai seorang diaken menguatkan kedudukannya sebagai orang Kristen.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 5

No comments: