Hitstat

25 February 2015

1 Timotius - Minggu 2 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 2:1-7


Dalam 1 Timotius 2:15 Paulus memberi tahu kita, di antara Allah dan manusia, hanya ada satu pengantara, yaitu manusia Kristus Yesus. Sejak kekekalan, Tuhan Yesus adalah Allah (Yoh. 1:1). Dalam waktu, Dia menjadi seorang manusia melalui inkarnasi (Yoh. 1:14). Ketika Dia hidup di bumi sebagai manusia, Dia juga adalah Allah (1 Tim. 3:16). Setelah kebangkitan-Nya, Dia tetap manusia, dan juga Allah (Kis. 7:56; Yoh. 20:28). Karena itu, Dialah yang satu-satunya yang memenuhi syarat untuk menjadi Pengantara, Penengah antara Allah dan manusia.

Ayat 6 mengatakan, "yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: Itu kesaksian pada waktu yang ditentukan." Kristus memberikan diri-Nya untuk menggenapkan penebusan bagi semua orang. Ini perlu agar Dia menjadi Pengantara kita. Dia memenuhi syarat menjadi Pengantara antara Allah dan manusia, bukan hanya dalam persona ilahi dan persona insani-Nya, tetapi juga dalam karya penebusan-Nya. Persona dan pekerjaan-Nya bersifat unik.

Dalam ayat 7 Paulus menyimpulkan, "Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman (kepercayaan) dan kebenaran." Pemberita adalah penyiar Injil Kristus, pewarta resmi ekonomi Perjanjian Baru Allah. Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah dengan amanat ilahi untuk mendirikan gereja-gereja bagi Allah, seorang duta Allah bagi dunia untuk melaksanakan kehendak-Nya. Guru adalah pengajar yang mengajarkan, mendefinisikan, dan menjelaskan isi tujuan kekal Allah dan ekonomi Perjanjian Baru-Nya. Paulus memiliki status dan amanat rangkap tiga demikian bagi orang bukan Yahudi.

Paulus mempunyai status demikian dalam kepercayaan dan kebenaran. Kepercayaan di sini mengacu kepada kepercayaan dalam Kristus (3:13; Gal. 3:23-25), dan kebenaran mengacu kepada realitas segala hal dalam ekonomi Allah yang diwahyukan dalam Perjanjian Baru. Ini sesuai dengan 1 Timotius 4:3, orang-orang yang percaya dan "memiliki pengenalan yang penuh akan kebenaran". Dalam ruang lingkup dan unsur kepercayaan dan kebenaran inilah Paulus ditunjuk sebagai pemberita, rasul, dan pengajar Perjanjian Baru, bukan dalam ruang lingkup hukum Taurat, lambang, dan nubuat Perjanjian Lama.

Judul berita ini adalah "Doa untuk Melaksanakan Keinginan Allah bagi Keselamatan Manusia". Walaupun Allah memiliki keinginan, hati yang sedemikian untuk menyelamatkan orang-orang, tetapi Dia hanya dapat mencapai keinginan-Nya ini melalui prinsip inkarnasi. Ini berarti Dia tidak dapat menyelamatkan orang-orang secara langsung; Dia harus melakukannya melalui kita. Bahkan malaikat-malaikat pun tidak ditetapkan oleh Allah dengan tugas yang sedemikian untuk melaksanakan keinginan Allah. Tugas ini telah dipercayakan hanya kepada manusia. Untuk melaksanakan tugas ini, kita perlu berdoa. Menurut Kisah Para Rasul 10, baik Petrus maupun Kornelius sedang berdoa. Petrus sedang berdoa di ruang atas sebuah rumah dan Kornelius sedang berdoa di dalam rumahnya. Dari kedua sisi ini, doa naik ke takhta Allah untuk mewujudkan keinginan Allah. Melalui doa ini, Allah dapat menggenapkan keinginan-Nya untuk menyelamatkan orang kafir. Keluarga kafir pertama yang beroleh selamat adalah keluarga Kornelius. Contoh yang satu ini memperlihatkan bahwa doa kita sangat penting untuk mewujudkan keinginan Allah bagi keselamatan manusia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 3

No comments: