Hitstat

17 February 2015

1 Timotius - Minggu 1 Selasa



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 1:1-17


Dalam 1:1 Paulus berkata, "Kristus Yesus pengharapan kita." Kristus Yesus bukan hanya Yang Diurapi Allah (Kristus) menjadi Juruselamat kita (Yesus), supaya kita diselamatkan, mendapatkan hayat kekal Allah, tetapi juga menjadi pengharapan kita, membawa kita masuk ke dalam berkat dan kenikmatan penuh atas hayat kekal ini. Pengharapan akan hayat kekal yang diwahyukan dalam Titus 1:2, sebagai dasar dan syarat jabatan kerasulan Paulus, dan pengharapan yang penuh bahagia yang diwahyukan dalam Titus 2:13 yang kita nantikan sebagai penampakan kemuliaan Allah yang agung dan Juruselamat kita, semuanya berhubungan erat dengan persona Mesias Allah, Juruselamat kita. Sebab itu, Dia sendiri adalah harapan mulia kita (Kol. 1:27). Paulus menjadi rasul bukan hanya menurut perintah Allah Juruselamat kita, tetapi juga menurut perintah Dia yang menyelamatkan kita dengan hayat kekal, dan yang akan membawa kita masuk ke dalam kemuliaan hayat ini. Perintah-Nya berasal dari hayat kekal dan akan digenapi dengan hayat kekal, tidak seperti perintah Allah pemberi hukum Taurat yang terdiri atas huruf dan yang akan digenapi dengan usaha manusia, tanpa suplai hayat kekal.

Surat-surat Kiriman Paulus telah melengkapi wahyu ilahi tentang ketetapan kehendak kekal Allah dan ekonomi Allah (Kol. 1:25). Ministrinya telah melengkapi wahyu tentang Kristus yang almuhit dan Tubuh Universal-Nya, yaitu gereja sebagai kepenuhan-Nya untuk mengekspresikan-Nya. Mengenai gereja sebagai Tubuh Kristus, ada aspek hayat dan aspek pelaksanaan. Dari Kitab Roma sampai Kitab 2 Tesalonika, terdapat wahyu yang sempurna tentang hayat gereja, meliputi sifat, tanggung jawab, dan fungsi gereja. Dari Kitab 1 Timotius sampai Kitab Filemon disajikan wahyu yang rinci tentang pelaksanaan gereja, yang membicarakan pemerintahan dan penggembalaan gereja lokal. Untuk ini, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengakhiri ajaran lain dari orang yang sesat, yang menyimpangkan kaum saleh dari garis inti dan sasaran akhir ekonomi Perjanjian Baru Allah (ayat 4-6). Ajaran lain dalam 1:3-4, 6-7; 6:3-5, 20-21, dan bidah di dalam 4:1-3, adalah benih dan sumber dari kemerosotan, kejatuhan, dan kemunduran gereja yang ditanggulangi dalam 2 Timotius.

Mitos dan silsilah yang tidak putus-putusnya menghasilkan perkataan yang sia-sia dan membuat orang salah sasaran dari tujuan nasihat akan kasih. "Nasihat" dalam ayat 5 ditujukan kepada nasihat yang disebutkan dalam ayat 3. Ajaran lain dari orang yang sesat yang disebutkan dalam ayat 3 menyebabkan iri hati dan perselisihan di antara kaum beriman, ini bertentangan dengan kasih, tujuan nasihat rasul. Untuk melaksanakan nasihat rasul, diperlukan kasih yang timbul dari hati yang suci, hati nurani yang murni (baik), dan iman yang tulus ikhlas.

Hati yang suci adalah hati yang tulus tanpa campuran, hati yang hanya mencari Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya sasaran. Hati nurani yang baik adalah hati nurani yang tanpa tuduhan (Kis. 24:16). Iman yang tulus ikhlas berhubungan dengan iman (kepercayaan) yang disebutkan dalam ayat 4, yaitu iman yang tanpa kepura-puraan atau kemunafikan, yang menyucikan hati (Kis. 15:9) dan bekerja melalui kasih (Gal. 5:6). Dalam arus kemerosotan gereja dan dalam menanggulangi ajaran lain, semua kebajikan (pekerti) ini harus kita miliki agar kita dapat memiliki kasih yang suci, benar dan sejati.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 1

No comments: