Hitstat

18 February 2015

1 Timotius - Minggu 1 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 1:1-17


Dalam bahasa Yunani kata "ekonomi Allah" berarti hukum berarti ekonomi keluarga Allah (Ef. 1:10; 3:9), administrasi keluarga Allah, yaitu untuk menyalurkan diri-Nya dalam Kristus ke dalam orang-orang yang dipilih-Nya, supaya Dia bisa mendapatkan satu rumah, untuk mengekspresikan diri-Nya. Rumah ini adalah gereja (1 Tim. 3:15), Tubuh Kristus. Ministri rasul berpusat pada ekonomi Allah ini (Kol. 1:25; 1 Kor. 9:17), namun ajaran lain dari orang-orang yang sesat dipakai oleh musuh Allah untuk menyimpangkan umat Allah dari ekonomi ini. Dalam administrasi dan penggembalaan gereja lokal, kita harus menjelaskan sepenuhnya ekonomi ilahi ini kepada kaum saleh.

Ekonomi Allah adalah pengelolaan rumah tangga-Nya. Menurut Alkitab, Allah pertama-tama bukan ingin memiliki kerajaan, melainkan ingin memiliki suatu rumah, suatu keluarga. Begitu Dia memiliki keluarga, keluarga-Nya dengan spontan akan menjadi kerajaan-Nya. Bila Dia tidak bisa memperoleh suatu keluarga, rumah tangga, rumah, Dia tidak akan bisa memiliki kerajaan. Jadi, ekonomi Allah pertama-tama adalah perkara pengelolaan rumah tangga-Nya.

Kedua, ekonomi Allah adalah pemerintahan rumah tangga-Nya untuk menyalurkan diri-Nya sendiri di dalam Kristus ke dalam umat pilihan-Nya agar Dia memiliki sebuah rumah, rumah tangga, gereja, Tubuh Kristus, untuk mengekspresikan diri-Nya sendiri.

Dalam ayat 4 Paulus memberi tahu kita bahwa ekonomi Allah adalah di dalam kepercayaan. Tersalurnya Allah ke dalam kita mutlak adalah melalui percaya. Ekonomi Allah adalah masalah kepercayaan, yaitu perkara yang berawal dan berkembang dalam ruang lingkup dan unsur kepercayaan. Ekonomi Allah ialah ingin menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam orang-orang yang dipilih-Nya, bukan di dalam ruang lingkup alamiah, juga bukan di dalam perbuatan hukum Taurat, melainkan di dalam ruang lingkup rohani ciptaan baru, melalui kelahiran kembali oleh iman dalam Kristus (Gal. 3:23-26). Karena iman, kita dilahirkan dari Allah, menjadi anak-anak-Nya, berbagian dalam hayat dan sifat-Nya untuk mengekspresikan-Nya. Karena iman, kita ditaruh di dalam Kristus, menjadi anggota Tubuh-Nya, berbagian dengan segala apa ada-Nya, supaya Dia terekspresi. Inilah rencana (pengaturan) Allah yang dilaksanakan dalam kepercayaan, menurut ekonomi Perjanjian Baru-Nya.

Penyaluran Allah adalah "berdasarkan Injil kemuliaan Allah yang terpuji" (ayat 11 Tl.). "Injil kemuliaan Allah yang terpuji" adalah suatu ungkapan yang sangat baik, mengacu kepada ekonomi Allah yang disebut dalam ayat 4. Injil yang dipercayakan kepada Rasul Paulus adalah cahaya kemuliaan Allah yang terpuji. Dengan menyalurkan hayat dan sifat Allah dalam Kristus ke dalam orang-orang pilihan Allah, Injil ini memancarkan kemuliaan Allah, sehingga dalam kemuliaan ini Allah mendapatkan pujian di tengah umat-Nya. Ini adalah amanat dan ministri yang diterima rasul dari Tuhan (ayat 12). Injil ini harus diajarkan dan diberitakan secara umum di gereja lokal.

Dalam ayat 12 Paulus berkata, "Aku bersyukur kepada Dia yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku." Tuhan bukan hanya menunjuk rasul untuk menunaikan ministri dan mengamanatkan ekonomi Allah kepadanya secara lahiriah, tetapi juga menguatkan dia secara batiniah untuk merampungkan ministri-Nya dan menggenapkan amanat-Nya. Ini sepenuh-Nya adalah perkara hayat di dalam Roh.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Timotius, Berita 1

No comments: