Hitstat

18 December 2014

1 Tesalonika - Minggu 6 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 2:1-4


Pasal pertama dari Kitab 1 Tesalonika membahas dua butir penting: susunan kehidupan yang kudus bagi hidup gereja, dan asal mula kehidupan yang kudus bagi hidup gereja. Susunan kehidupan semacam ini terdiri atas pekerjaan iman, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan. Asal mula kehidupan semacam ini ialah pemberitaan Injil dan penerimaan firman yang diberitakan, hasilnya ialah berbalik dari berhala kepada Allah, melayani Allah yang hidup dan benar, serta menantikan kembalinya Anak Allah. Kini, dalam pasal 2 kita akan melihat aspek ketiga dari kehidupan yang kudus bagi hidup gereja, yakni pemeliharaan.

Meskipun istilah "memelihara" ini tidak terdapat dalam 1 Tesalonika 2, tetapi fakta memelihara bisa didapati dalam pasal ini. Di sini Paulus mengumpamakan rasul sebagai ibu yang mengasuh dan bapak yang menasihati. Ini berarti bahwa rasul adalah ibu juga bapak bagi kaum beriman baru. Mereka memandang kaum beriman sebagai anak-anak di bawah pemeliharaan mereka. Sama seperti orang tua mengasuh anak-anak mereka, memelihara mereka, agar bertumbuh begitu pula rasul mengasuh kaum beriman baru. Maka, dalam 1 Tesalonika 2 kita nampak pemeliharaan kehidupan yang kudus bagi hidup gereja. Dalam ayat 1-12 kita menjumpai seorang ibu yang mengasuh dan seorang bapak yang menasihati, dan dalam ayat 13-20 kita nampak pahala, yang dianugerahkan kepada mereka yang mengasuh kaum beriman secara demikian. Karena para rasul demikian merawat kaum beriman baru, maka akhirnya para rasul akan menerima pahala dari Tuhan.

Ayat 1 mengatakan, "Kamu sendiri pun memang tahu, Saudara-saudara bahwa kedatangan kami di antara kamu tidaklah sia-sia." Rasul berulang-ulang menekankan kedatangannya di antara kaum beriman (1:5, 9). Ini menunjukkan bahwa perilaku rasul memainkan peranan yang besar dalam menginfuskan Injil ke dalam orang beriman baru. Perilaku mereka bukan hanya berupa perkataan mereka saja, lebih-lebih adalah apa adanya mereka.

Ayat 2 meneruskan, "Tetapi sungguh pun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah dianiaya dan dihina di Filipi, namun di dalam pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat." (Tl.). Dalam pemberitaan Injil, para rasul mengalami Allah. Mereka menikmati-Nya sebagai keberanian mereka dalam berjuang untuk Injil. Mereka berani bukan di dalam diri mereka sendiri, melainkan di dalam Allah, bahkan setelah mereka dianiaya dengan hebat oleh orang-orang Filipi. Penderitaan dan penganiayaan tidak mampu mengalahkan mereka, sebab mereka berada di dalam kesatuan organik dengan Allah Tritunggal. Menurut ayat 2, mereka memberitakan Injil Allah dalam perjuangan yang berat. Ini menunjukkan bahwa ketika mereka sedang memberitakan, mereka juga berjuang, sebab penganiayaan masih tetap berlangsung. Karena itu, mereka berjuang sambil memberitakan Injil kepada orang-orang Tesalonika dalam keberanian Allah.

Dalam ayat 3 Paulus mengatakan, "Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya." Perkataan nasihat meliputi pembicaraan, pemberitaan, pengajaran, petunjuk, dan saran. Nasihat Paulus tidak mengandung penyesatan, ketidakmurnian, dan tipu daya. Rasul-rasul tidaklah serakah, dan mereka tidak bermaksud mencari keuntungan dari siapa-siapa. Kedatangan mereka kepada orang-orang Tesalonika dengan Injil sepenuhnya jujur dan setia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 12

No comments: