Hitstat

09 December 2014

1 Tesalonika - Minggu 5 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kis. 19:5; Rm. 6:3; Gal. 3:27


Kita yang di dalam pemulihan Tuhan menegaskan bahwa kita melaksanakan hidup gereja. Namun begitu kita menyatakan demikian, kita perlu memeriksa diri kita, apakah kita masih tetap berpegang pada kebudayaan atau watak kita. Mengenai ini, kadang-kadang kita mengharap orang lain bersimpati kepada kita. Adakalanya saudari-saudari berkata kepadanya, "Saudara Lee, jangan lupa bahwa kami ini saudari. Menurut Alkitab, kami, saudari, adalah bejana yang lemah." Namun di dalam Tuhan Yesus Kristus tidak ada bejana yang lemah. Karena itu, kita tidak boleh mengharap orang bersimpati kepada watak alamiah kita. Asal Anda menghendaki orang lain bersimpati kepada Anda, itu menandakan bahwa dalam pengalaman Anda belum dikubur bersama Kristus. Agar gereja di dalam Tuhan Yesus Kristus secara riil, kita semua perlu diakhiri dan dikubur. Kita perlu mati dan kemudian ditaruh di dalam kubur. Inilah yang dimaksud di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Sewaktu Paulus menyebut gereja orang-orang Tesalonika di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus, maksudnya ialah, "Kaum saleh yang terkasih di Tesalonika, kalian masih tetap orang-orang Tesalonika. Tetapi kalian harus nampak bahwa kalian sekarang telah percaya kepada Yesus Kristus, kalian sudah berbeda. Kalian bukan lagi di dalam mitologi atau filsafat. Sebaliknya, kalian justru di dalam Allah Bapa, karena kalian telah dilahirkan kembali dari Allah, dan telah memiliki permulaan baru. Kalian pun di dalam Tuhan Yesus Kristus, karena di dalam Dia kalian telah diakhiri di atas salib. Karena itu, kalian bukan lagi orang Yunani, dan kalian bukan lagi orang yang amoral. Kalian tidak sepatutnya di dalam filsafat atau mitologi, melainkan mutlak di dalam Allah Bapa. Tahukah kalian bagaimana kalian bisa di dalam Bapa? Kalian bisa di dalam Bapa karena kalian telah dilahirkan dari Dia. Demikianlah kalian kini di dalam Allah yang melahirkan dan yang telah menjadi Bapa kalian. Selain itu, kalian bukan lagi di dalam filsafat kalian, melainkan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Karena di dalam Bapa dan Tuhan Yesus Kristus, maka kalian kini adalah umat yang kudus, umat yang disisihkan. Sejak sekarang dan seterusnya, hendaklah kalian menempuh hidup yang mutlak tersisih dari Tesalonika, dari Yunani, dari amoralitas serta dari mitologi dan filsafat Yunani. Kehidupan yang kudus ini, kehidupan yang tersisih ini, adalah bagi hidup gereja, sebab gereja ada di dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus."

Kita semua sangat perlu nampak bahwa gereja ada di dalam Allah Tritunggal. Saya ini telah dinaturalisasikan menjadi warga negara Amerika Serikat, dalam arti yang baik, saya ini telah sedikit banyak diamerikakan. Namun sebenarnya saya tidak memandang diri saya sebagai orang Amerika atau orang China, melainkan orang yang di dalam Tuhan Yesus Kristus. Apa pun status kita yang berkaitan dengan kewarganegaraan di bumi, kita semua perlu nampak bahwa kedudukan kita yang sejati ialah di dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Bapa dan Tuhan Yesus Kristus menyiratkan bahwa kita telah mengalami kelahiran baru, permulaan baru. Kita memiliki sumber baru -- Allah Bapa. Semua hal yang usang, hal yang negatif -- dosa, daging, ego, manusia lama, hayat alamaiah, Iblis, maut -- telah diakhiri. Keberadaan kita di dalam Tuhan Yesus Kristus mencakup pengakhiran semua hal ini. Ini berarti di dalam Tuhan Yesus Kristus tidak ada dosa, maut, atau Iblis. Di dalam Dia tidak ada dunia, daging, ego, atau ciptaan lama. Di dalam Allah Bapa kita telah dilahirkan kembali. Di dalam Dia kita memiliki sumber baru dan permulaan baru. Di dalam Tuhan Yesus Kristus segala sesuatu milik ciptaan lama telah diakhiri. Inilah makna yang terkandung pada kalimat di dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Di dalam Allah Tritunggallah gereja harus berada hari ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 8

No comments: