Hitstat

03 December 2014

1 Tesalonika - Minggu 4 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:8-10; 5:23


Pekerjaan iman mengacu kepada perbuatan yang pantas dari seorang beriman yang sejati. Ini bukan melakukan suatu pekerjaan, juga bukan berbuat baik untuk membantu orang lain. Bukan demikian, melainkan perbuatan atau tindakan sehari-hari kita selaku kaum beriman, perbuatan yang merupakan hasil dari iman. Inilah pengertian Paulus tentang pekerjaan iman.

Menurut ayat 3, usaha kasih berasal dari pekerjaan iman. Usaha kasih ini benar-benar suatu usaha, jerih lelah, bukan semata-mata perbuatan atau tindakan. Kata "usaha" di sini dalam bahasa aslinya berarti berjerih lelah, bergumul, berjuang, dan bekerja.

Telah kita tunjukkan bahwa pekerjaan iman dimulai dengan berbalik dari berhala kepada Allah. Pekerjaan iman pasti mengandung arti berbalik yang demikian. Karena itu, berbalik dari berhala kepada Allah berkaitan dengan pekerjaan iman. Sekarang kita perlu melihat bahwa melayani Allah yang hidup berkaitan dengan usaha kasih. Kita berjerih lelah melayani Allah kita yang hidup. Kita melayani Allah yang hidup ini karena kita mengasihi Dia. Galatia 5:6 mengatakan bahwa iman beroperasi melalui kasih. Kasih ini pertama-tama berkaitan dengan melayani Allah kita yang hidup.

Iman di batin kita menghasilkan macam-macam tindakan. Selain itu, iman ini beroperasi di dalam kasih. Di dalam kasih, kita sebagai kaum beriman perlu berusaha sekuatnya melayani Allah kita yang hidup. Allah kita itu hidup, Dia adalah Sang hidup kekal. Sebagai yang hidup, Ia berfirman senantiasa, dan kita melayani Dia.

Terakhir, dalam ayat 3 Paulus membicarakan ketekunan pengharapan. Tidak disangsikan, ketekunan pengharapan dalam ayat 3 berhubungan dengan menantikan kedatangan Putra Allah di dalam ayat 10. Jika kita mempunyai ketekunan pengharapan, kita akan menantikan kedatangan Putra Allah dari surga.

Kini kita dapat memahami apa arti kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang kudus bagi hidup gereja. Sumber atau asal usul kehidupan semacam ini adalah Allah Tritunggal. Melalui pemberitaan firman dan penerimaan kita terhadap firman, kita masuk ke dalam hubungan hayat dengan Allah Bapa dan bersatu secara organik dengan Kristus. Ini terjadi melalui iman. Kemudian iman ini bekerja, bertindak, dan menimbulkan banyak hal. Khususnya membuat kita berpaling kepada Allah dari segala sesuatu. Dan lebih lanjut, di dalam kasih kita berusaha, berjerih lelah, berjuang, melayani Allah yang hidup. Pada saat yang sama, dengan ketekunan pengharapan kita menantikan kembalinya Putra Allah. Ini pasti adalah kehidupan yang kudus, kehidupan yang dikuduskan dan dipisahkan. Menurut 4:7, Allah telah memanggil kita dalam pengudusan yang sedemikian, dan menurut 5:23, Allah kini sedang menguduskan kita seluruhnya bagi kehidupan semacam ini, sehingga kita bisa menempuh hidup gereja yang tepat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Tesalonika, Buku 1, Berita 6

No comments: