Hitstat

11 November 2014

Kolose - Minggu 33 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kol. 4:2-6


Dalam terang fakta adanya perlawanan hebat terhadap doa, marilah kita sekarang membahas secara riil bagaimana kita bertekun dalam doa. Sebelum Anda mencoba bertekun dalam doa, Anda harus terlebih dulu mengadakan perjanjian dengan Tuhan mengenai kehidupan doa Anda. Berdoalah kepada-Nya dengan tegas begini, “Tuhan, aku ingin bersungguh-sungguh dengan-Mu dalam masalah doa ini. Aku minta langit dan bumi bersaksi bahwa mulai saat ini aku ingin memiliki kehidupan doa. Aku tidak mau menjadi seorang yang tidak berdoa. Sebaliknya, aku ingin menjadi pendoa.” Jika Anda tidak ada doa yang demikian kepada Tuhan, Anda tidak mungkin bisa bertekun dalam doa. Kita perlu berkata kepada-Nya, “Tuhan, aku ngotot dalam hal ini. Aku persembahkan diriku kepada-Mu, agar aku dapat memiliki kehidupan doa. Tuhan, jagalah aku dalam roh doa. Jika aku lupa atau lalai akan hal ini, aku tahu Engkau tidak akan melupakannya. Ingatkanlah aku selalu untuk berdoa.” Doa semacam ini boleh dianggap sebagai satu nazar kepada Tuhan. Kita semua perlu membuat satu nazar kepada-Nya untuk kehidupan doa kita. Kita perlu berkata kepada Tuhan, “Tuhan, aku tahu kalau aku melupakan nazar ini, Engkau tidak akan melupakannya. Sejak awal ini, Tuhan, aku ingin menyerahkan kewajiban ini kepada-Mu dengan jelas. Tuhan, janganlah membiarkan aku. Ingatkanlah aku untuk berdoa.”

Setelah kita mengadakan perjanjian dengan Tuhan tentang doa, kita harus menyisihkan waktu-waktu tertentu untuk berdoa. Misalkan, Anda boleh menyisihkan sepuluh menit setiap pagi. Selama waktu tersebut, berdoa harus menjadi prioritas utama. Kita harus menganggap doa sebagai urusan yang terpenting, dan tidak ada satu hal pun boleh mengganggunya. Jika kita tidak mempunyai sikap yang demikian, kita tidak mungkin memiliki kehidupan doa yang sukses. Tidak peduli berapa banyak hal yang harus kita lakukan setiap hari, setidak-tidaknya kita dapat menyisihkan beberapa menit di sana atau di sini untuk berdoa. Kita boleh berdoa sedikit pada pagi hari, dan berdoa lagi di tengah hari setelah selesai bekerja, dan malamnya kita boleh menyisihkan waktu lagi untuk berdoa. Melalui menyisihkan waktu-waktu tertentu dalam sehari, mungkin kita dapat menyisihkan setengah jam untuk berdoa.

Apa yang telah saya persekutukan tentang doa ini bukan satu doktrin belaka, melainkan berasal dari pengalaman bertahun-tahun. Sejauh yang menyangkut masalah doa, harus saya akui bahwa saya pernah mengalami banyak kegagalan. Saya dapat membanggakan sukses besar dalam kehidupan doa saya. Sebaliknya, saya pernah mengalami banyak kegagalan karena adanya tentangan dari musuh, gangguan-gangguan di sekeliling, dan bahkan hambatan-hambatan dari dalam batin. Saya tahu jelas bahwa doa merupakan satu peperangan. Karena doa itu suatu peperangan, perjuangan, kita harus bertekun di dalamnya.

Bertekun dalam doa mengandung banyak manfaat. Melalui doa, kita memikirkan hal-hal yang di atas. Pada hakikatnya, doa merupakan satu-satunya cara untuk memikirkan hal-hal yang di surga. Ketika kita memikirkan hal-hal yang di atas melalui berdoa, kita tidak akan berdoa untuk hal-hal yang sepele. Sebaliknya, doa kita akan diduduki oleh doa syafaat, ministri, dan pemerintahan Kristus yang surgawi. Karena Kristus sedang berdoa syafaat bagi gereja-gereja di seluruh dunia, kita pun berdoa bagi semua gereja. Biarlah Tuhan yang memperhatikan semua hal kecil dalam kehidupan kita. Kewajiban kita ialah mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Karena Bapa mengetahui keperluan kita, Ia akan memperhatikan kita dan mencukupi keperluan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 65

No comments: