Hitstat

14 October 2014

Kolose - Minggu 29 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kol. 4:2; Mat. 26:41


Dalam Kolose 2:20 Paulus mengatakan, “Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan bebas dari unsur-unsur dunia, mengapa kamu menaklukkan dirimu pada berbagai peraturan, seolah-olah kamu masih hidup di dunia?” Karena kita telah mati bersama Kristus, kita tidak seharusnya hidup dalam ketaklukan kepada peraturan-peraturan. Adalah satu fakta bahwa kita telah mati bersama Kristus. Tetapi walau Kristus telah mati lebih dari seribu sembilan ratus tahun yang lampau, partisipasi kita dalam kematian ini terjadi dari waktu ke waktu pada masa kini ketika kita menikmati Kristus, berpegang teguh kepada-Nya sebagai Kepala. Pengalaman kita atas penyaliban Kristus bukan sekali untuk selama-lamanya. Sebaliknya, itu merupakan perkara dari saat ke saat. Boleh jadi kemarin malam Anda mengalami penyaliban Kristus, tetapi hari ini Anda tidak senang terhadap suami atau istri Anda; Anda sengaja turun dari salib untuk berdebat dan membenarkan diri. Anda telah terhasut dan tidak tahan lagi untuk tetap tenang. Kemarin malam Anda memang telah mati bersama Kristus, tetapi sekarang Anda sangat hidup dalam diri sendiri. Dalam sebuah kidungnya, A. B. Simpson mengatakan, “Mati serta-Nya sungguhlah nyaman” (Kidung no. 365). Kemarin malam, Anda sangat nyaman, tetapi sekarang Anda tidak mau menetap dalam kematian Kristus. Ini menunjukkan bahwa ketika kita tidak berada dalam roh, kita juga tidak berada dalam pengalaman mati bersama Kristus. Tetapi, bila kita berada dalam roh, kita telah mati bersama Kristus. Begitu kita tidak berada dalam roh, kita berada dalam diri sendiri, hidup menurut hayat alamiah kita. Dari pengalaman kita tahu, bila kita berpegang teguh kepada Kristus sebagai Kepala dalam roh, kita akan memiliki pengalaman telah tersalib bersama Dia. Pada saat-saat yang demikian, kita dapat mengumumkan kepada semua orang, bahkan kepada setan, bahwa kita telah mati bersama Kristus.

Menurut Kolose 2:20, kita telah mati bersama Kristus dari unsur-unsur dunia. Unsur-unsur dunia adalah asas-asas dasar dari agama dan filsafat. Baik kaum beriman Yahudi maupun Yunani mencoba memasukkan unsur-unsur dunia ke dalam hidup gereja. Kita juga mungkin takluk kepada unsur-unsur itu. Dengan tanda sadar, kita mungkin berada di bawah pengaruh latar belakang agama kita. Asas-asas dasar yang kita warisi dari agama adalah unsur-unsur dunia.

Bila kita berpegang teguh kepada Kepala melalui menetap di dalam roh kita, kita akan menyerap semua unsur yang kaya dari Roh majemuk itu. Satu di antara unsur-unsur ini ialah kita disalibkan bersama Kristus. Hanya di dalam roh baru kita benar-benar bebas dari unsur-unsur dunia. Hanya ketika kita di dalam rohlah baru kita dapat mengumumkan bahwa kita tidak bersangkut-paut dengan agama, filsafat, budaya, atau kebajikan alamiah. Bila kita berada dalam roh, kita dapat membenci semuanya itu, sebab kita mengenal dan mengakui bahwa semua itu duniawi dan bukan berasal dari Kristus. Tidak ada jalan untuk mengesampingkan unsur-unsur dunia selain kita berada di dalam roh. Jika kita mencoba untuk melakukan ini di luar roh, usaha kita akan sia-sia. Tetapi bila kita tinggal di dalam roh melalui berjaga-jaga dan berdoa, kita akan memiliki pengalaman mati bersama Kristus terhadap unsur-unsur dunia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 3, Berita 57

No comments: