Hitstat

26 August 2014

Kolose - Minggu 22 Selasa



Pembacaan Alkitab: Rm. 6:3-4; Gal. 3:27


Dalam Galatia 3:27 Paulus mengatakan, “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. ” Kristus dalam Galatia 3:27 sama dengan Bapa, Putra, dan Roh dalam Matius 28:19. Itulah sebabnya dibaptiskan ke dalam Kristus berarti dibaptiskan ke dalam nama Bapa, Putra, dan Roh.

Dalam Roma 6:3 Paulus mengatakan, “Atau tidak tahukah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?” Pernahkah Anda memikirkan mengapa Paulus berkata bahwa orang yang dibaptis dalam Kristus telah dibaptis ke dalam kematian-Nya? Kita telah dibaptis ke dalam persona yang hidup, bagaimana mungkin kita dibaptis dalam kematian-Nya? Mengapa kita bukan dibaptis ke dalam kebangkitan-Nya? Seandainya saya yang menulis Roma 6:3, saya akan berkata, semua orang yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kebangkitan-Nya. Kalau Anda boleh memilih, bukankah Anda lebih suka dibaptis ke dalam kebangkitan daripada ke dalam kematian? Tetapi Paulus berkata dengan tegas bahwa semua orang yang dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis ke dalam kematian-Nya.

Kristus yang telah dibangkitkan tetap membawa khasiat kematian-Nya pada diri-Nya sendiri. Jika tidak, kita tidak mungkin dibaptis ke dalam kematian-Nya melalui dibaptis ke dalam diri-Nya. Fakta dibaptisnya kita ke dalam Kristus dan ke dalam kematian-Nya, menunjukkan Kristus dengan kematian-Nya adalah satu. Kita dapat mengibaratkan hal ini dengan meminum teh. Ketika kita minum teh, kita minum teh berikut air. Karena air dengan teh adalah satu, air membawa unsur dan realitas teh itu. Demikian pula, kebangkitan Kristus membawa unsur kematian-Nya yang berkhasiat. Karena itu, ketika seseorang dibaptis ke dalam Kristus, dengan sendirinya ia pun dibaptis ke dalam kematian-Nya. Tidaklah mungkin kematian Kristus dipisahkan dari Kristus itu sendiri. Kristus yang telah bangkit mencakup unsur kematian-Nya yang berkhasiat. Khasiat kematian Kristus adalah satu unsur dari kealmuhitan-Nya. Dibaptis ke dalam Kristus berarti dibaptis ke dalam kematian-Nya.

Kita telah nampak bahwa dibaptis berarti ditaruh ke dalam Allah Tritunggal, ke dalam Kristus, dan ke dalam kematian Kristus. Bagaimana mungkin Kristus menjadi air rohani yang di dalamnya kita dicelup? Kristus dapat menjadi air yang demikian karena di dalam kebangkitan Ia telah melalui proses menjadi pneuma, Roh pemberi-hayat. Sebagai pneuma, Kristus adalah udara surgawi. Membaptis seseorang ke dalam udara yang demikian jauh lebih mudah daripada membaptisnya ke dalam air. Setiap orang mengetahui bahwa air berasal dari hujan dan hujan berasal dari uap dalam udara. Kristus hari ini adalah udara rohani yang penuh dengan uap. Ketika kita membaptis orang ke dalam Kristus, kita membaptis mereka ke dalam-Nya sebagai pneuma surgawi, ke dalam Allah Tritunggal yang almuhit, pemberi-hayat dan yang telah melalui proses.

Dalam Roma 6:4 Paulus berkata, “Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia melalui baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. ” Di sini Paulus memperkenalkan pemikiran penguburan. Dikatakan bahwa kita telah dikuburkan bersamasama dengan Kristus melalui baptisan dalam kematian. Mana yang lebih dahulu, kematian atau penguburan? Dalam lingkungan alamiah, seseorang terlebih dahulu mati, kemudian baru dikuburkan. Tetapi perkataan Paulus menunjukkan bahwa kita dikuburkan dahulu, kemudian baru masuk ke dalam maut. Menurut Alkitab, kita, kaum beriman, dikuburkan dalam kematian. Tetapi, kita tidak dikuburkan ke dalam maut secara langsung; hal ini terjadi bersama-sama dengan Kristus dan melalui baptisan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 43

No comments: