Hitstat

14 August 2014

Kolose - Minggu 20 Kamis



Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:3; Kol. 1:16-19


Jika kita membandingkan Kitab Kolose dengan Injil Yohanes, kita akan lebih mudah memahami betapa tingginya wahyu dalam Kitab Kolose ini. Kebanyakan dari kita mengapresiasi Injil Yohanes, karena kitab ini merupakan kitab hayat, juga sebuah kitab mengenai rahasia hayat. Meskipun Injil Yohanes itu misterius, wahyu yang termuat di dalamnya tidak dapat dibandingkan dengan wahyu dalam Kitab Kolose. Injil Yohanes berawal dengan perkataan “Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ” Dalam Yohanes 1:18 dikatakan lebih lanjut, “Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. ” Kitab Kolose tidak mengatakan bahwa Firman itu adalah Allah, tetapi mengatakan bahwa Kristus adalah “gambar Allah yang tidak kelihatan” (1:15). Penuturan dan ungkapan Paulus di sini sangat bagus dan mengagumkan sekali. Kemudian, sebagai keterangan tambahan dari anak kalimat ini, Paulus mengatakan lebih lanjut bahwa Kristus adalah “yang sulung dari segala yang diciptakan”. Itu menunjukkan bahwa “yang sulung dari segala yang diciptakan” merupakan sinonim dari “gambar Allah yang tidak kelihatan”. Ini membuktikan bahwa yang sulung dari segala yang diciptakan adalah gambar Allah yang tidak kelihatan itu.

Dalam Kolose 1:18 Paulus berkata lebih lanjut bahwa Kristus adalah Kepala Tubuh, yaitu gereja, Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati. Kemudian dalam ayat 19 kita baca, “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan tinggal di dalam Dia. ” Kepenuhan mempunyai lebih dari satu aspek. Sebab itu, dengan hati-hati Paulus menunjukkan bahwa seluruh kepenuhan, yaitu kepenuhan dengan berbagai aspeknya, berkenan tinggal di dalam Kristus. Berbagai aspek kepenuhan mencakup kepenuhan dalam yang sulung dari segala yang diciptakan, kepenuhan dalam adanya Kristus sebelum segala sesuatu, kepenuhan dalam adanya ciptaan di dalam Dia, oleh Dia, dan untuk Dia, kepenuhan dalam apa adanya Dia sebagai yang pertama bangkit dari antara orang mati, dan kepenuhan dalam apa adanya Dia sebagai Kepala gereja. Seluruh kepenuhan ini berkenan tidak saja tinggal di dalam Kristus, tetapi juga memperdamaikan segala sesuatu kepada diri- Nya sendiri. Di mana lagi dapat kita temukan wahyu yang bisa dibandingkan dengan yang ini?

Berbeda dengan Injil Yohanes, Kitab Kolose tidak memakai kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat yang sederhana. Kalimat-kalimat dalam Surat Kiriman ini sangat rumit dan sering mencakup banyak frase dan anak kalimat. Sebenarnya, seluruh ayat dari Kolose 1:9-20 harus dianggap sebagai satu kalimat tunggal. Ini jauh berbeda dengan ungkapan-ungkapan sederhana dalam Injil Yohanes: “Akulah roti hidup”, “Akulah terang”, atau “Akulah pintu”.

Dalam Kolose 1:25 kita nampak bahwa Paulus telah menjadi pelayan gereja sesuai dengan kepengurusan Allah “untuk melengkapkan firman Allah” (Tl. ). Firman Allah adalah wahyu ilahi. Sudah pasti Kitab Kolose adalah bagian dari kelengkapan wahyu Allah melalui Paulus. Tanpa Surat Kiriman ini, wahyu ilahi tidak akan lengkap. Karena Kitab Kolose merupakan bagian dari kelengkapan wahyu ilahi, maka wahyu dalam kitab ini sangatlah tinggi dan kaya. Karena wahyu ini begitu tinggi dan karena tulisan Paulus rumit, tidak banyak orang Kristen yang mengerti kitab ini dengan tepat. Kita percaya bahwa sekarang, yakni pada akhir zaman ini, Tuhan akan membuka kitab ini demi kehendak-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 40

No comments: