Hitstat

02 August 2014

Kolose - Minggu 18 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:3-4, 4:2


Dalam Kolose 2:18 Paulus memperingatkan kita, agar tidak membiarkan orang dengan sengaja menggagalkan kemenangan (pahala) kita. Pahala kita adalah kenikmatan yang penuh atas Kristus. Bahkan mereka yang pernah bertahun- tahun berada dalam pemulihan Tuhan pun tidak memiliki kenikmatan yang penuh atas Kristus. Kita telah digagalkan dalam hal ini. Melalui melihat visi tentang Kristus yang almuhit ini, kita akan dikembalikan kepada pahala kita. Jika kita nampak visi ini, tidak ada seorang pun yang dapat menggagalkan kita dari kenikmatan yang penuh atas Kristus. Ketika kita mempunyai kenikmatan ini, kita akan nampak bahwa Kristus adalah realitas kita. Ada satu bait dalam sebuah kidung yang mengungkapkan pengalaman atas Kristus sebagai realitas seperti berikut: Kristus Sang Allah, Tuhan sejati, Terang dan segala yang sejati, Sandang, pangan, air hayat sejati, Hayat dan keindahan sejati. (Kidung No. 374) Kalau Kristus demikian riil bagi kita, maka seyogyanyalah kita hidup oleh-Nya, bukan oleh kebudayaan.

Dalam Kolose 3:3-4 kita nampak bahwa Kristus yang menjadi titik inti ekonomi Allah dan realitas segala hal yang positif adalah hayat kita. Hayat kita tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Ini berarti kita hari ini hidup di dalam Allah. Sebagai hayat kita, Kristus adalah unsur manusia baru. Karena Kristus adalah unsur yang unik dari manusia baru, maka dalam manusia baru tidak ada tempat bagi orang Yunani dan Yahudi, Amerika, dan China, orang yang bersunat dan tak bersunat, budak dan orang merdeka. Dalam manusia baru, Kristus yang adalah hayat kita adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Inilah Kristus yang almuhit yang berlawanan dengan kebudayaan.

Kita tidak perlu bertekad untuk menempuh suatu kehidupan kristiani tertentu. Kristus hari ini adalah Roh pemberi-hayat yang almuhit dalam batin kita. Roh ini adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses yang berhuni di dalam kita. Daripada bertekad berbuat hal-hal tertentu, hidup saja oleh Kristus yang sekarang adalah Roh pemberi-hayat dalam roh kita. Kita harus berkata kepada-Nya, “Tuhan, aku tidak tahu apa itu mengasihi orang, rendah hati, atau kebajikan. Tuhan, aku hanya memperhatikan memperhidupkan Engkau.” Inilah memperhidupkan Kristus. Bertekad bertindak dengan cara tertentu tidaklah berguna, itu tidak ada hasilnya. Yang perlu kita lakukan hanyalah memperhidupkan Kristus.

Dalam Kolose 4:2 Paulus menyuruh kita bertekun dalam doa. Paulus tidak bermaksud menyuruh kita melupakan semua keperluan riil kita dalam kehidupan sehari-hari dan hanya tahu berdoa saja. Maksudnya ialah kita harus berdoa agar dalam segala hal yang kita lakukan sehari-hari kita dapat memperhidupkan Kristus. Seperti telah kita katakan, kita harus berdoa ketika kita ingin bercakap-cakap dengan suami atau istri kita atau dengan anak-anak kita. Dalam doa seperti itu kita boleh berkata, “Tuhan, aku bersatu dengan-Mu, dan Engkau bersatu denganku. Tuhan aku ingin berbicara dengan anak-anakku. Tuhan, maukah Engkau memimpin dalam hal ini?” Ini artinya bertekun dalam doa, berdoa tak berkeputusan.

Memperhidupkan Kristus pada hakikatnya adalah suatu masalah doa. Jika kita ingin hidup oleh Kristus, kita perlu berdoa. Kalau Anda ingin pergi berbelanja, tanyalah Tuhan apakah Ia senang pergi bersama Anda. Ketika Anda ingin membeli barang tertentu, tanyalah Tuhan apakah Ia senang membeli barang tersebut. Bahkan dalam hal yang paling kecil pun kita perlu bertanya kepada Tuhan. Berbuat demikian berarti bertekun dalam doa, dan dengan demikian kita akan memperhidupkan Kristus. Jalan untuk memperhidupkan Kristus ialah melalui berdoa kepada-Nya sepanjang hari.

Jika kita memperhidupkan Kristus sedemikian, maka Kristus akan memiliki tempat yang luas dalam kehidupan gereja. Lalu kita akan memiliki hidup gereja yang bebas dari pengaruh kebudayaan. Tidak peduli apa yang menjadi latar belakang kebudayaan kita, kita akan hidup menurut Kristus, tidak menurut kebudayaan. Kaum beriman dari berbagai latar belakang yang berbeda menjadi sama dalam memperhidupkan Kristus, bukan dalam kebudayaan. Itulah hidup gereja yang tepat, kehidupan Tubuh yang di dalamnya Kristus terekspresi. Dalam hidup gereja yang demikian, kita semua dipenuhi, diresapi, dan dijenuhi oleh Kristus. Tidak ada dosa, dunia, diri, daging, atau kebudayaan. Tidak ada yang lain kecuali Kristus; Kristus yang almuhit yang berlawanan dengan kebudayaan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 36

No comments: