Hitstat

19 July 2014

Kolose - Minggu 16 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 3:16


Pengertian tentang unsur penyusun manusia baru ini hendaknya tidak hanya menjadi doktrin bagi kita. Kita perlu memahami bahwa kita masing-masing mempunyai tipe filsafat dan pertapaan. Fakta bahwa kita mengkritik orang lain membuktikan bahwa kita berpegang pada filsafat kita sendiri. Lagi pula, secara insani, memang lebih baik memiliki filsafat dan pertapaan daripada tidak berkebudayaan. Di Korintus ada percabulan, tetapi di Kolose orang berkebudayaan dan dapat mengendalikan diri. Akan tetapi, kebudayaan dan kehalusan budi bahasa mereka telah menjadi pengganti Kristus. Tidak peduli berapa tingginya kebudayaan mereka, itu bukanlah Kristus.

Kehidupan orang Kristen bukan suatu kehidupan ajaran atau cara, melainkan suatu kehidupan Kristus sebagai persona yang hidup. Dalam Galatia 2:19b-20 Paulus berkata, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. ” Kehidupan Kristus yang sebenarnya di dalam kita berbeda sekali dengan pertapaan, menekan diri, menyangkal diri, dan apa yang dinamakan memikul salib. Alangkah besarnya perbedaan antara keselamatan Allah dengan agama-agama! Keselamatan Allah adalah masalah Kristus hidup di dalam kita. Dalam keselamatan Allah tidak ada tempat bagi upaya-upaya dan caracara kita. Keselamatan Allah adalah masalah Kristus semata. Jangan berusaha menyangkal diri dan memikul salib secara agamis, kita membiarkan saja persona Kristus yang hidup itu hidup di dalam kita dari saat ke saat. Kalau suami atau istri Anda mempersulit Anda, jangan mencoba berbuat apa-apa. Biarkan saja Kristus hidup di dalam Anda. Kehidupan orang Kristen mutlak merupakan masalah satu persona hidup yang hidup di dalam kita.

Dalam keempat kitab Injil kita dianjuri untuk menyangkal diri dan memikul salib. Tetapi, mudah sekali kita menerapkan perkataan tersebut menurut pengertian alamiah kita. Namun memperhidupkan Kristus tidaklah menurut konsepsi alamiah. Dalam konsepsi alamiah terdapat pikiran yang menyangkal diri dan menekan keinginan atau nafsu daging. Namun tidak ada pemikiran tentang Kristus sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit yang menjadi persona hidup dalam roh kita. Setelah melalui proses melalui inkarnasi, penyaliban, dan kebangkitan, Kristus sekarang adalah Roh itu di dalam roh kita menjadi hayat kita secara riil.

Dalam Kitab Kolose Paulus menunjukkan bahwa Kristus harus menjadi semua dan di dalam segala sesuatu. Dalam manusia baru tidak ada tempat bagi kebudayaan atau caracara pribadi. Kehendak Allah dalam ekonomi-Nya ialah agar Kristus menjadi segala sesuatu. Kristus harus menjadi hayat, kehidupan, kesabaran, kekudusan, dan kebaikan kita. Kristus seharusnya menjadi cara kita untuk menghadapi istri atau suami kita. Dari saat ke saat dalam kehidupan sehari-hari kita, Kristus seharusnya menjadi segala sesuatu yang kita perlukan. Bukan hidup oleh cara-cara tertentu, tetapi hanya memperhidupkan Kristus.

Dalam Kolose 3:16 Paulus menganjuri kaum saleh lebih lanjut, “Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di antara kamu. ” Dia segi negatif, kita mengesampingkan standar-standar kebudayaan kita, dan di segi positif, kita perlu dipenuhi dengan perkataan Kristus. Ini berarti kita harus mengizinkan perkataan Kristus memenuhi pikiran, emosi, tekad, angan-angan, dan pertimbangan kita. Setiap serabut dalam diri kita perlu diduduki oleh perkataan Kristus.

Kedambaan Allah ialah agar kita dari saat ke saat memperhidupkan Kristus, dan tidak memberi tempat bagi kebudayaan dan filsafat. Pelaksanaan kita satu-satunya haruslah persona hidup dari Kristus itu sendiri. Kedua, kita wajib menyingkirkan standar kebudayaan kita. Standar kita tidak seharusnya merupakan bentuk kebudayaan yang mana pun, melainkan damai sejahtera Kristus yang berhuni di dalam batin. Ketiga, kita perlu membiarkan perkataan Kristus memenuhi seluruh diri kita. Kita perlu membiarkan seluruh diri kita dipenuhi dan dijenuhi oleh perkataan Kristus. Jika kita melaksanakan ketiga hal tersebut, kita akan mengalami Kristus dengan spontan. Kita bukan hanya akan memiliki wahyu yang tinggi tentang Kristus, tetapi juga akan mengalami Dia secara riil dalam kehidupan sehari- hari kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 32

No comments: