Hitstat

07 July 2014

Kolose - Minggu 15 Senin



Pembacaan Alkitab: Yoh. 14:10


Dalam Kolose 3:10-11 kita nampak bahwa dalam manusia baru, Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Kristus adalah semua anggota dan di dalam semua anggota. Dalam manusia baru tidak ada tempat bagi manusia alamiah yang mana pun. Sebaliknya, Kristus adalah setiap orang dan di dalam setiap orang. Mengatakan bahwa Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu dalam manusia baru menunjukkan bahwa kita bersatu dengan Kristus dan Kristus bersatu dengan kita. Bahkan kita boleh mengatakan Kristus adalah kita dan kita adalah Dia. Ini menunjukkan kesatuan kita dengan Kristus. Sebab itu, kehidupan kaum saleh harus merupakan kehidupan yang berada dalam kesatuan dengan Kristus, kehidupan yang menjadi satu dengan Dia. Jika kita hidup dalam cara yang demikian, maka kita dan Kristus, Kristus dan kita adalah satu. Kita hidup, dan Kristus hidup dalam kehidupan kita.

Kita perlu bersatu dengan Tuhan Yesus seperti Dia bersatu dengan Bapa. Dalam Yohanes 14:10 Tuhan berkata, “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang tinggal di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan-Nya. ” Ini menunjukkan bahwa Bapa bekerja di dalam perkataan Putra. Walaupun Bapa dan Putra adalah dua persona, tetapi mereka hanya memiliki satu hayat dan satu kehidupan. Hayat Bapa adalah hayat Putra, dan kehidupan Putra adalah kehidupan Bapa. Di satu pihak hayat Bapa adalah hayat Putra, di pihak lainnya kehidupan Putra adalah kehidupan Bapa. Dengan cara inilah Bapa dengan Putra memiliki satu hayat dan satu kehidupan. Kristus dengan kita pun pada prinsipnya sama. Hari ini kita dengan Kristus memiliki satu hayat dan satu kehidupan. Hayat Putra menjadi hayat kita, dan kehidupan kita menjadi kehidupan Dia. Inilah yang berarti hidup dalam kesatuan dengan Kristus.

Mengenai kehidupan kita dalam kesatuan dengan Kristus, Paulus menyuruh kita membiarkan damai sejahtera Kristus menjadi juri dalam hati kita dan membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di dalam kita. Perhatikanlah kata “hendaklah” yang dipakai Paulus dalam ayat 15 dan 16. Kata tersebut menunjukkan bahwa baik damai sejahtera Kristus maupun perkataan Kristus sudah ada. Namun kita perlu mengizinkannya beroperasi di dalam kita. Kita perlu membiarkan damai sejahtera Kristus menjadi juri di dalam kita, dan kita harus membiarkan perkataan Kristus tinggal di dalam kita. Tidak ada masalah baik pada damai sejahtera Kristus maupun pada perkataan Kristus. Masalahnya ada pada kita, khususnya pada pemberian izin dari kita untuk membiarkan hal-hal tersebut bekerja di dalam kita.

Sebelum kita melihat ayat 15-17 secara lebih rinci, marilah kita melihat aspek-aspek tertentu dari ayat 12-14. Dalam ayat 12 Paulus berkata, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, perbuatlah juga demikian. ” Setelah mengenakan manusia baru, kita juga perlu mengenakan kebajikan-kebajikan rohani yang dicatat dalam ayat-ayat ini. Dalam ayat 12 Paulus menyebut kaum beriman sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi. Manusia baru adalah kaum pilihan Allah. Tidak hanya demikian, manusia baru itu kudus. Ini berarti manusia baru bukan yang umum, juga bukan yang duniawi; melainkan yang dipisahkan bagi Allah. Selain itu, manusia baru adalah yang dikasihi. Menurut ayat-ayat ini, manusia baru adalah yang dipilih, dikuduskan, dan dikasihi.

Dalam ayat 14 Paulus melanjutkan, “Di atas semuanya itu: Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. ” Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:16). Kasih adalah esens diri Allah, substansi hayat ilahi. Jadi, mengenakan kasih berarti mengenakan unsur hayat Allah. Kasih yang sedemikian adalah pengikat yang menyatukan dalam suatu gabungan kesempurnaan, kelengkapan, dan kebajikan yang matang.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 29

No comments: