Hitstat

12 July 2014

Kolose - Minggu 15 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 4:5-6


Dalam Kolose 4:5-6 Paulus berkata, “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, tebuslah waktu. Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh anugerah, seperti diberi garam, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang” (Tl. ). Menebus waktu berarti menggunakan setiap kesempatan yang baik untuk menyuplaikan hayat. Inilah artinya hidup dalam hikmat (Ef. 5:15). Dalam zaman yang jahat ini, setiap hari adalah hari yang jahat, penuh dengan perkara-perkara yang merusak, yang membuat waktu kita digunakan dengan tidak efektif, berkurang, dan dirampas. Karena itu, kita harus hidup secara bijaksana agar kita dapat menebus waktu, memegang setiap kesempatan yang ada.

Hidup dalam hikmat berarti mengambil setiap kesempatan untuk menebus waktu. Menebus waktu di sini berkaitan dengan cara kita berbicara dengan orang lain. Sering kali saya harus mengakui kebodohan saya dalam berbicara kepada orang-orang. Dengan berbicara kepada mereka dalam cara-cara tertentu, saya sudah memboroskan waktu. Saya tidak menggunakan hikmat secukupnya untuk menyuplaikan hayat, dan dengan begitu dapat menghindari pergesekan atau perselisihan. Sebaliknya, saya malah memboroskan waktu melalui mengadakan percakapan-percakapan yang tidak menyuplaikan hayat. Kita perlu berdoa agar Tuhan memberi kita hikmat dalam kontak kita dengan orang lain. Jika kita hidup dalam hikmat dalam bercakapcakap dengan orang lain, kita akan menebus waktu kita. Kita semua telah kehilangan kesempatan untuk menyuplaikan hayat karena kita telah menyita waktu dalam percakapan- percakapan yang bodoh.

Cara yang terbaik untuk menebus waktu kita ialah berdoa terus-menerus, berjaga-jaga, dan hidup dalam hikmat. Jika kita melakukan hal-hal ini, kita akan memegang semua kesempatan yang baik untuk menyuplaikan hayat. Kalau kita tidak bertekun dalam doa dan tidak berjagajaga, kita akan gagal dalam memegang kesempatan untuk menyuplaikan hayat. Kapan pun kita berkontak dengan orang lain tanpa menggunakan hikmat, kita akan memboroskan waktu. Pada kesempatan tertentu kita mungkin memboroskan waktu setengah jam untuk membicarakan hal-hal yang tidak menyuplaikan hayat. Kita semua harus belajar berdoa, berjaga-jaga, dan mencari hikmat dari Tuhan agar kita dapat menebus waktu kita.

Dalam ayat 6 Paulus berkata, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh anugerah, seperti diberi garam, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang” (Tl. ). Dalam Efesus 4:29 Paulus menyebutkan perkataan yang memberikan anugerah kepada orang yang mendengarnya. Anugerah adalah Kristus sebagai kenikmatan dan suplai kita. Perkataan kita harus menyampaikan anugerah ini kepada orang lain. Perkataan yang membangun orang lain selalu menyuplaikan anugerah yang demikian kepada orang-orang yang mendengarnya. Perkataan yang beranugerah berarti Kristus diekspresikan melalui perkataan kita. Ini berarti perkataan kita harus menjadi ekspresi dan ungkapan Kristus. Setiap perkataan harus merupakan pengekspresian Kristus yang adalah anugerah.

Tutur kata kita harus pula seperti diberi garam. Garam membuat makanan dapat diterima dan enak rasanya. Perkataan yang digarami menjaga kita dalam perdamaian seorang dengan yang lain (Mrk. 9:50). Jika perkataan kita beranugerah dan bergaram, maka perkataan itu akan membuat segalanya menjadi serasi atau menyenangkan, dan akan membangkitkan rasa yang nyaman dalam diri orang lain.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 30

No comments: