Hitstat

17 April 2014

Kolose - Minggu 3 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:12; Kej. 12:1-3


Dalam berita ini kita akan membahas Kristus sebagai bagian orang-orang kudus. Dalam 1:12 Paulus berkata, “Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam terang.” Seperti akan kita lihat, bagian orang-orang kudus adalah Kristus yang almuhit untuk kenikmatan kita.

Menurut Kitab Kejadian, tidak ada janji yang mencakup berkat atau kenikmatan yang diberikan sebelum terpanggilnya Abraham. Tentu saja, dalam Kejadian 3:15 terdapat janji tentang benih perempuan yang akan meremukkan kepala ular. Tetapi janji ini tidak mengandung janji berkat atau kenikmatan. Dalam Kejadian 4—11 tidak terdapat catatan tentang janji yang sedemikian. Janji berkat kali pertama disebut dalam Kejadian 12, ketika Allah memanggil Abraham keluar dari negerinya dan dari rumah bapaknya. Di sini Tuhan khusus menyebut tanah itu (Kej. 12:1).

Kita mungkin hafal dengan kisah Abraham dan mengira kita mengerti setiap hal yang berkaitan dengannya. Ketika kita membaca panggilan Allah atas Abraham dan janji-janji yang ditujukan kepadanya, kita mungkin mengira memang semestinya begitu. Jadi, ketika kita membaca tentang tanah itu, kita mungkin tidak mempunyai kesan terhadap maknanya. Tetapi, jika kita membaca firman Allah dengan saksama, kita pasti akan memahami bahwa janji Allah kepada Abraham tentang tanah itu adalah suatu hal yang sangat menonjol dan penting sekali. Janji yang dibuat dalam Kitab Kejadian ini merupakan benih yang bertumbuh dan berkembang dalam seluruh Perjanjian Lama. Pada hakikatnya, selain kesebelas pasal pertama dari Kitab Kejadian, seluruh Perjanjian Lama merupakan kisah tanah Kanaan. Subyek Perjanjian Lama adalah tanah permai, tanah yang mengalirkan susu dan madu. Namun demikian, sangat sedikit orang Kristen yang menaruh cukup perhatian terhadap hal ini.

Janji Allah kepada Abraham yang berkenaan dengan tanah permai itu besar sekali maknanya. Ketika Paulus menulis Surat Kiriman Kolose dan membicarakan bagian kaum saleh, dalam pikirannya pasti tersirat lukisan tentang pembagian tanah permai untuk bani Israel dalam Perjanjian Lama. Kata Yunani yang diterjemahkan “bagian” dalam 1:12 dapat juga diterjemahkan “undian”. Paulus memakai istilah ini dengan catatan Perjanjian Lama atas tanah itu sebagai latar belakangnya. Allah memberi umat pilihan-Nya — bani Israel, tanah permai sebagai warisan dan kenikmatan mereka. Tanah itu berarti sekali bagi mereka. Pada faktanya, persoalan tanah merupakan persoalan yang serius di Timur Tengah, bahkan pada hari ini. Masalah yang berhubungan dengan Israel dan negara-negara sekitarnya di Timur Tengah adalah masalah tanah.

Janji yang ditujukan kepada Adam dan Hawa dalam Kejadian 3 adalah janji tentang keturunan perempuan itu. Tetapi janji yang Allah tujukan kepada Abraham tidak saja tentang keturunan, tetapi juga tentang tanah itu. Keturunan yang dijanjikan dalam Kejadian 3:15 menjadi tanah dalam Kejadian 12. Ketika bani Israel masuk ke dalam tanah Kanaan, mereka tidak saja mewarisi keturunan, juga mewarisi tanah itu. Kita boleh menerjemahkan keturunan sebagai satu orang, juga sebagai satu benih yang ditaburkan dalam tanah (kata “keturunan” atau “benih” dalam bahasa Inggrisnya adalah “seed”). Hal ini berarti Kristus bukan hanya satu keturunan, juga satu benih yang ditaburkan dalam tanah. Kristus adalah keturunan itu juga tanah itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 6

No comments: