Hitstat

05 April 2014

Kolose - Minggu 1 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:5-8


Dalam 1:5 Paulus berkata, “Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil.” Kebenaran Injil adalah realitas Injil, fakta yang nyata dari Injil, bukan doktrin Injil. “Firman” dapat dianggap doktrin Injil tetapi “kebenaran” pasti mengacu kepada realitas. Dalam pemberitaan Injil kita tidak boleh hanya ada firman Injil saja, tetapi juga harus ada kebenaran Injil, yakni Kristus sendiri. Kristus, realitas Injil harus menjadi realitas pemberitaan kita.

Kita perlu mengatakan kepada Tuhan dalam doa bahwa apa yang kita dambakan bukanlah pengetahuan harfiah, melainkan kehadiran-Nya serta diri-Nya sendiri terinfus ke dalam kita dan diri kita dijenuhi oleh-Nya. Kita ingin berada di bawah sorotan surgawi-Nya. Lebih lama kita tinggal di bawah sorotan-Nya, kita akan lebih banyak dijenuhi dan dipenuhi oleh realitas. Inilah kebenaran yang adalah Kristus sendiri.

Dilanjutkan dalam ayat 6, “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal anugerah Allah dalam kebenaran” (Tl.). Kasih terhadap kaum saleh merupakan buah yang dihasilkan dari Injil. Ketika Injil diberitakan dalam realitas, ia akan berbuah. Dalam orang-orang yang menerimanya, Injil ini menghasilkan kasih terhadap semua orang beriman.

Gereja di Kolose tersusun dari orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir. Ditinjau dari sudut manusia, orang Yahudi dan orang kafir saling merendahkan dan saling membenci. Tetapi setelah orang-orang Kolose percaya Tuhan Yesus, kaum beriman Yahudi dan kafir dapat saling mengasihi satu sama lain. Walaupun kasih yang demikian adalah mustahil bagi manusia, tetapi kasih itu merupakan buah Injil. Injil yang bertumbuh dan berbuah ini juga adalah Kristus sendiri. Inilah Kristus yang bertumbuh dalam orang-orang Kolose sejak hari pertama mereka mendengar firman kebenaran Injil.

Dalam ayat ini Paulus berkata bahwa orang-orang Kolose, “Mengenal anugerah Allah dalam kebenaran” (Tl.). Mengenal anugerah Allah di sini, berarti mengenal secara penuh, bukan mengenal sebagian. Anugerah Allah adalah apa adanya Allah bagi kita dan apa yang Allah berikan kepada kita di dalam Kristus (Yoh. 1:17; 1 Kor. 15:10). Anugerah sebenarnya adalah Kristus sendiri. Dalam Injil Yohanes 1 kita nampak bahwa Firman yang bersama-sama dengan Allah dan yang adalah Allah telah menjadi daging dan berkemah di tengah-tengah kita, penuh dengan anugerah dan kebenaran (ayat 1, 14). Selain itu, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah (ayat 16). Kebenaran di sini berarti realitas. Jadi mengenal anugerah Allah dalam kebenaran berarti secara riil mengenalnya dalam pengalaman, bukan sekadar dalam perkataan atau doktrin dalam pikiran. Kebenaran ialah Kristus sebagai realitas, dan anugerah ialah Kristus sebagai kenikmatan kita. Ketika kita mengalami Kristus dan menikmati Dia, Kristus yang sebagai kebenaran akan menjadi anugerah kita. Cara bertumbuhnya Injil di dalam kita dan berbuah adalah melalui kita menikmati Kristus dan mengalami Dia sebagai anugerah kita.

Jika kita menerima firman-firman “dalam kebenaran” sebagai satu kata keterangan yang menjelaskan kata “mengenal”, kita nampak bahwa pengenalan kita terhadap anugerah tidak seharusnya dalam doktrin, tetapi dalam realitas. Hal ini berarti pengenalan kita terhadap Kristus sebagai anugerah harus ada dalam realitas. Dalam Injil, Kristus disampaikan kepada kita dan diinfuskan ke dalam kita sebagai kebenaran dan anugerah. Kita memiliki Kristus sebagai realitas, dan realitas ini adalah kenikmatan kita. Ketika kita hidup oleh Kristus yang kita alami sebagai kebenaran dan anugerah, kita menyimpan pengharapan bagi kita sendiri di surga.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 2

No comments: