Hitstat

25 April 2008

Markus Volume 3 - Minggu 2 Sabtu

Jalan untuk Bertahan dalam Berbagai Ujian
Yakobus 1:12
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia.

Ayat Bacaan: Mrk. 6:48; Yak. 1:2-12; 2:1; 2 Ptr. 1:1; Ef. 3:16

Yakobus menasihati kita untuk menganggap sebagai suatu kebahagiaan, apabila kita jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan (Yak. 1:2). Dalam ayat selanjutnya ia meneruskan, “Sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” Iman di sini adalah iman kristiani yang diberikan oleh Allah di dalam Kristus (Yak. 2:1; 2 Ptr. 1:1). Kita memerlukan ketekunan, dan ketekunan berasal dari pengujian, dan pembuktian terhadap iman kita (Yak. 1:3).
Dalam Yakobus 1:12 dikatakan, “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan (trial, Recovery Version), sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Dia.” Dalam pengalaman rohani kita, ujian (trial, RV) tidak hanya datang dari orang-orang dunia, tetapi juga datang dari lingkungan kaum beriman sendiri untuk menguji iman kita melalui penderitaan (Yak. 1:9-11). Walau demikian, kita harus bertahan dengan sukacita karena kasih kita terhadap Tuhan, supaya pada akhirnya kita berhak menerima berkat mahkota hayat.
Bagaimanakah caranya agar kita dapat bertahan dalam ujian? Jika kita mau menanggung berbagai ujian, pertama-tama kita perlu memohon hikmat kepada Allah (Yak. 1:5). Misalnya, seorang saudara yang baru menikah merasa telah dilukai oleh istrinya. Kemudian ia mulai mempertimbangkan kemungkinan untuk bercerai. Itu adalah pikiran yang bodoh. Jika saudara ini berhikmat, ia tidak akan memikirkan perceraian. Saudara ini perlu berdoa meminta hikmat kepada Allah agar dapat bertindak secara tepat terhadap istrinya.
Kedua, jika kita mau bertahan dalam ujian, janganlah mempercayai lingkungan atau keadaan, karena semuanya itu bisa berubah. Kita harus mempercayai firman Tuhan! Ketiga, kita memerlukan hayat ilahi. Jika kita tidak memiliki hayat ilahi, kita tidak akan sanggup bertahan dalam berbagai ujian. Kita harus belajar bersandar sepenuhnya pada hayat ilahi, yakni melalui berdoa, membiarkan Allah menguatkan manusia batiniah kita (Ef. 3:16). Begitu ujian datang, marilah kita memohon hikmat, berpegang teguh pada firman, dan bersandar kepada hayat ilahi di dalam kita. Inilah jalan untuk bertahan dalam ujian!

No comments: